Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengklarifikasi sejumlah berita yang berkembang terkait kematian Johannes Marliem di Los Angeles, Amerika Serikat. KPK menyatakan, Johanes belum pernah diperiksa dalam perkara korupsi e-KTP. Nama Johannes juga tidak masuk daftar saksi dalam sidang e-KTP dengan terdakwa Irman, Sugiharto, dan Andi Narogong.
Pernyataan itu disampaikan Kepala Biro Humas KPK Febri Diansyah kepada pers di Jakarta, Senin (14/08).
“Perlu juga kami sampaikan bahwa sampai dengan hari ini, terutama di proses persidangan e-KTP Irman dan Sugiharto yang sudah dilakukan, Johannes Marliem bukanlah saksi dalam proses tersebut. Jadi belum pernah dihadirkan sama sekali di persidangan," terang Febri.
Febri juga mengklaridikasi sejumlha pemberitaan yang menyebut Johanes adalah saksi kunci dalam kasus e-KTP.
“Bagi KPK, sebenarnya kami tidak pernah menyebut istilah (saksi kunci) tersebut karena saksi-saksi yang kita periksa di persidangan ada sekitar 110 orang. Memang ada saksi-saksi yang memiliki keterangan untuk mengungkap pihak-pihak lain, namun itu juga sudah kita sampaikan di persidangan," tambah Febri.
Febri menambahkan, mulai hari ini, KPK juga sudah mengajukan Andi Agustinus atau Andi Narogong ke persidangan kasus e-KTP ini. “Akan ada sekitar hampir 150 orang saksi di sana. Dari 100-an saksi itu juga tidak ada nama Johannes Marliem,” ucap Febri.
Kematian Johannes Marliem ramai diberitakan terkait dengan kasus e-KTP. Pria yang ditemukan tewas di Beverly Grove, Los Angeles, pada Kamis itu, disebut-sebut sebagai saksi kunci kasus e-KTP.
Johannes sendiri adalah direktur utama PT Biomorf Lone Indonesia, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang IT. Perusahaan itu, disebut-sebut sebagai penyedia Automated Finger Print Identification System (AFIS) merek L-1 yang akan digunakan dalam proyek e-KTP.
Beredar kabar bahwa Johanes memiliki bukti rekaman sejumlah pertemuan terkait proyek e-KTP. Bahkan bukti rekaman video tersebut mencapai 500 gigabyte. “Kami belum tahu secara persis informasinya sampai dengan ratusan GB tersebut," kata Febri.
Johanes ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala. Belum jelas benar apakah Johannes tewas karena ditembak atau bunuh diri. Status kewarganegaraan Johannes juga masih menjadi tanda tanya. Namun beberapa pihak menyebut Johannes, yang telah meninggalkan Indonesia sejak 2016, sudah berpindah kewarganegaraan AS.
© Copyright 2024, All Rights Reserved