Sempat tak terdengar kabar soal pengusutan lanjutan kasus suap pemilihan Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia Miranda Swaray Goeltom, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) kembali melakukan pemeriksaan. Kali ini, dua Deputi Gubernur BI yang dimintai keterangannya.
Kedua Deputi Gubernur BI itu adalah Budi Rochadi dan Hartadi A. Sarwono. Juru bicara KPK Johan Budi SP, di Gedung KPK, Kamis membenarkan bahwa keduanya telah dipanggil KPK hari ini, Kamis (13/01). “Keduanya diperiksa terkait kasus suap pemilihah Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Miranda Goeltom,” terang Johan.
Kedua Deputi Gubernur BI tersebut datang bersamaan pada pukul 10.15WIB. Mereka didampingi sejumlah staf BI. Sayangnya, ketika dikonfirmasi terkait dengan pemeriksaan KPK tersebut, Budi Rochadi berkilah. “Ini main-main saja,” ujar dia berkelit.
Seperti diketahui, baik Budi maupun Hartadi adalah orang yang pernah berkompetisi dengan Miranda dalam pemilihan Deputi Senior Gubernur BI pada Juni 2004 lalu. Dalam pemilihan di Komisi Keuangan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) itu, akhirnya Miranda yang terpilih.
Belakangan pemilihan ini menjadi kasus lantaran pengakuan dari Agus Condro, anggota fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang mengaku menerima sejumlah uang dalam bentuk travel cheque usai kemenangan Miranda tersebut.
Kasus itu kemudian ditangani KPK. Di tahap pertama, 4 anggota Komisi IX DPR periode 1999 2204 dituntut ke pengadilan. Mereka adalah Dudhie Makmun Murod (PDIP), Hamka Yandhu (Golkar), Udju Djuhaeri (TNI/Polri), dan Endin Soefihara (PPP).
Setelah ke-empatnya divonis bersalah oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, KPK kemudian menetapkan 26 anggota Komisi IX DPR lainnya pada periode itu sebagai tersangka. Mereka kini tengah diperiksa secara bergilir oleh KPK.
Meski begitu, hingga kini KPK beluim menetapkan satu tersangka pun atas tuduhan memberi suap kepada anggota DPR itu. Bahkan, Nunun Nurbaeti, istri mantan wakapolda Adang Daradjatun, hingga kini belum bisa dimintai keterangan oleh KPK. Nunun disebut-sebut sebagai pelaku dan saksi kunci yang membagi-bagikan uang suap tersebut kepad anggota DPR. Diduga, dia banyak tahu tentang orang yang memberikan cek tersebut.
© Copyright 2024, All Rights Reserved