Kabut asap kembali menyelimuti wilayah Pekanbaru, Riau. Kabut yang diindikasikan sebagai dampak dari peristiwa kebakaran hutan atau lahan tersebut, membuat jarak pandang di Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru, Provinsi Riau berada di bawah 500 meter.

"Sejak operasional Bandara SSK II dibuka pada pagi sekitar pukul 05.00 WIB, kondisi kabut asap sudah sangat tebal," terang Airport Duty Manager Bandara SSK II Pekanbaru Baiquni kepada pers, di Pekanbaru, Selasa (27/08).

Baiquni menambahkan, jarak pandang di bawah 500 meter tersebut, berpotensi menganggu aktivitas penerbangan. "Kemungkinan akan terjadi banyak pengalihan pendaratan akibat kondisi seperti ini," terang dia.

Baiquni menjelaskan, kondisi kabut asap kali ini merupakan yang terparah dalam beberapa bulan terakhir. "Biasanya tetap ada kabut asap, namun jarak pandangnya masih berada di atas seribu meter," ujar dia.

Pada Senin (26/08) kemarin, kabut asap pekat juga telah menyelimuti Bandara SSK II sejak pagi hingga sore hari. Namun operasional bandara ketika itu, kata dia, masih berjalan normal dengan lebih 38 kali lepas landas dan 39 kali pendaratan.

Analis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Warih Budi Lestari, mengatakan kabut asap tebal pagi ini disebabkan kebakaran lahan atau hutan di sejumlah wilayah kabupaten dan kota di Riau. Kabut asap semakin parah karena titik kebakaran lahan yang terus meluas.

Pada Minggu sore (25/08), satelit Terra dan Aqua mendeteksi kemunculan sebanyak 27 titik panas yang tersebar di sejumlah wilayah kabupaten dan kota. Sebanyak 27 titik panas tersebut terdeteksi berada di Kabupaten Pelalawan yakni mencapai 14 titik.

Kemudian di Kabupaten Indragiri Hulu ada sebanyak 5 titik, Kampar terdapat 4 titik, sementara di daerah lainnya meliputi Kabupaten KUantan Singingi, Indragiri Hilir, Rokan Hulu dan Rokan Hilir masing-masing terdeteksi ada 1 titik panas.