Para perunding dari Palestina membatalkan rencana pertemuan dengan Israel yang rencananya berlangsung Senin (26/08), kemarin. Pembatalan tersebut setelah insiden bentrokan yang terjadi di di kamp pengungsi Qalandiya di Tepi Barat, dimana militer Israel menembak mati 3 warga Palestina dan melukai sekitar 15 lainnya.
Seorang pejabat Palestina mengatakan, belum ada tanggal baru yang ditetapkan untuk perundingan tersebut.
Juru bicara Presiden Otorita Palestina, Nabeel Abu-Rudeineh, mengecam pembunuhan itu dan mendesak agar Amerika Serikat turun tangan. “Yang terjadi hari ini di Qalandiya memperlihatkan niat nyata dari pemerintah Israel," tegasnya.
Perdana Menteri Otorita Palestina, Rami Hamdallah, juga mengeluarkan pernyataan yang mengecam atas pembunuhan 3 warga Palestina tersebut. "Kejahatan seperti ini membuktikan perlunya perlindungan internasional yang mendesak dan efektif atas rakyat kami."
Sementara militer Israel mengatakan melepas tembakan guna melindungi polisi perbatasan yang diserang oleh ratusan warga Palestina sepanjang malam. Polisi perbatasan masuk ke dalam kamp untuk menangkap seorang tersangka teroris.
Perundingan langsung Palestina-Israel berlangsung kembali awal bulan ini setelah terhenti selama 3 tahun. Keduanya mencapai kesepakatan untuk menghidupkan embali perundingan dama pada Juli lalu dengan ditengahi Menteri Luar Negeri AS John Kerry.
Bagaimanapun pelaksanaan perundingan dibayang-bayangi dengan pengumuman Israel untuk tetap membangun 1.200 rumah baru di wilayah pendudukan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved