Bank terbesak di Amerika Serikat (AS) JPMorgan berupaya menyuap ke Jaksa Agung AS dengan tujuan agar tidak terkena proses hukum. Namun tawaran suap senilai US11 miliar itu ditolak oleh Jaksa Agung Erick H Holder Jr. Sehingga JPMorgan tetap dikenai sanksi US$13 miliar karena terbukti bertindak curang.
”Ini adalah kemenangan bagi aparat hukum AS,” kata Thomas Gorman, pengacara dari Dorsey & Whitney. Gorman khusus menggeluti penipuan dalam transaksi jual-beli surat-surat berharga.
Sebelumnya, pada Sabtu (19/10), Departemen Kehakiman Amerika Serikat menjatuhkan sanksi hukuman denda US$13 miliar ke JPMorgan karena kecurangan yang dilakukannya.
Dasar keputusannya adalah JPMorgan menjual surat-surat berharga yang disebut ”toxic mortgages”, sebagaimana diberitakan di situs harian Washington Post. ”Toxic mortgages” adalah julukan bagi surat-surat utang bernilai kertas sampah.
Dalam keputusan itu disebutkan, JPMorgan, yang hampir tidak terpengaruh krisis ekonomi AS sejak 2008 karena terus diberitakan meraih untung, tidak menjelaskan secara benar kualitas dari surat utang yang dijualnya.Padahal surat utang yang dijual ke investor tersebut tidak bernilai alias perusahaan yang akan bankrupt.
Akhirny, JPMorgan mengakui kesalahan itu, sebagaimana juga diberitakan situs harian New York Times. Salah satu contohnya adalah saat penjualan surat utang terbitan Fannie Mae & Freddie Mac, lembaga keuangan pembiayaan perumahan AS yang sudah bangkrut.
Dalam kasus itu, JPMorgan berperan sebagai perantara penjualan surat utang milik perusahaan itu kepada investor. Ternyata surat utang itu berujung menjadi kertas sampah. Investor yang membelinya rugi dan uang ludes. Surat utang yang dijual tidak memiliki kualitas yang baik dan perusahaan penerbitnya bangkrut total.
Saat menjual surat berharga perusahaan itu kepada calon pembelinya (investor), JPMorgan sama sekali tidak menjelaskan posisi Fannie Mae & Freddie Mac yang sudah di ujung kebangkrutan.
Presiden Barack Obama memerintahkan aparat penegak hukum mengusut kasus ini. Selanjutnya Jaksa Agung AS Eric H Holder Jr mencoba meneliti dan menindak sejumlah bank di AS yang terbukti menipu para investor.
Kasus JPMorgan juga terkait dengan penipuan di Bear Stearns dengan kasus yang sama persis. Saat itu JPMorgan berniat menipu calon investornya. Akhirnya kini Bear Stearns telah diakuisi oleh JPMorgan.
Chief Executive JPMorgan Jamie Dimon mencoba mendekati Holder. Kemudian pada Kamis (17/10), aparat kehakiman AS ditawari uang US$11 miliar oleh JPMorgan.
Menurut Washington Post, tawaran itu ditolak mentah-mentah. Bahkan, JPMorgan justru dipaksa mengakui kecurangan yang telah dilakukan. Menurut Jaksa Agung AS Erick Holder Jr, upaya suap seperti ini bukan hal pertama yang dia hadapi.
Sebetulnya jumlah sanksi kepada JPMorgan ini tidak tergolong besar tapi penjatuhan sanksi tersebut dianggap kemenangan dalam menghadapi korporasi Wall Street yang sering kali licin.
Korporasi keuangan AS dituduh telah menyebabkan kehancuran perekonomian AS pada 2008 karena praktik penipuan lewat penjualan surat-surat berharga.
Badan pembiayaan perumahan AS, Federal Housing Finance Agency (FHFA), juga sedang menggugat sebanyak 18 bank di AS atas tuduhan penipuan serupa. Beberapa bank seperti Barclays dan HSBC juga telah dikenai denda oleh Departemen Kehakiman AS karena turut terlibat penipuan keuangan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved