Menjelang kunjungan Presiden Joko Widodo ke Gorontalo, Gubernur Rusli Habibie mengumpulkan para aktivis mahasiswa, pengurus BEM dan organisasi kepemudaan lainnya. Rusli berharap para aktivis mahasiswa tidak melakukan demontrasi yang anarkis saat kunjungan Presiden berlangsung.
Para aktivis mahasiswa tersebut diundang ke rumah jabatan Gubernur, Kamis (04/12). Dalam pertemuan itu, turut hadir Pangdam VII Wirabuana Mayjen TNI Bachtiar, Danrem 131/Santiago Brigjen Nusa Bangun, Dandim 1304 Letkol Armed Yuniar Dwi serta Kapolda Gorontalo Brigjen Pol Anjaya ini untuk memberi pengarahan dan berdialog dengan para aktivis.
Rusli meminta agar kedatangan Presiden Jokowi di Gorontalo mendapatkan sambutan baik dari semua masyarakat, tidak terkecuali dari mahasiswa. Sambutan yang dimaksud dalam bentuk menjaga keamanan dan ketertiban umum.
“Saya berharap kita menjaga situasi kondusif daerah. Saya tidak melarang adik-adik unjuk rasa, tetapi tolong tetap menjaga ketertiban. Jangan sampai anarkis, bakar-bakar ban seperti di daerah lain," pinta Gubernur.
Politisi Partai Golkar itu berharap, para aktivis mahasiswa bisa memberi waktu kepada pemerintahan Jokowi-JK untuk melaksanakan program pembangunan dan pemerintahannya. Mengkritisi secara berlebihan, menurutnya merupakan tindakan yang tidak arif mengingat kepemimpinan Jokowi-JK baru seumur jagung.
Dalam pertemuan tersebut, Rusli lebih banyak memberi kesempatan kepada perwakilan mahasiswa untuk menyampaikan aspirasinya.
Meski demikian, Kapolda Gorontalo dengan tegas menyatakan, tidak akan mengeluarkan surat izin unjuk rasa hingga Senin (08/12) depan.
Meski demikian, Mahasiswa menyatakan, tetap akan turun ke jalan "menyambut" kedatangan Presiden Jokowi. “Kami menyambut baik Pak Presiden. Kami tidak menolak Jokowi datang ke Gorontalo (seperti daerah lain). Tapi, kami mengkritisi kebijakan Jokowi yang tidak pro rakyat," tegas ketua BEM Universitas Gorontalo (UG), Yowan Sukarna.
© Copyright 2024, All Rights Reserved