Politisi Senior dari Partai Golkar, Jusuf Kalla (JK) mundurnya Airlangga Hartarto dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar bukan karena ada kisruh di internal Partai Golkar, tetapi disebabkan tekanan kuat dari luar partai.
Namun JK tidak menjelaskan sosok dari luar partai yang melakukan tekanan tersebut.
Menurut JK, keyaninannya tersebut dilandasi dari internal Partai Golkar yang tetap menyetujui Musyawarah Nasional (Munas) digelar pada Desember 2024 mendatang.
"Pasti ada tekanan lebih kuat (terkait mundurnya Airlangga) karena kalau dari unsur internal, saya yakin tidak ada (tekanan ke Airlangga) karena semua sudah setuju (Munas) Desember. Tiba-tiba malah ada keputusan ini," kata JK, Minggu (11/8/2024).
Menurut JK, jika memang ada tekanan dari internal partai agar Airlangga harus mundur sebagai ketua umum, maka pasti akan digelar rapat pimpinan nasional (rapimnas) hingga musyawarah nasional luar biasa (Munaslub).
"Tidak bisa orang per orang menyatakan itu. Juga tidak bisa internal diturunkan di tengah-tengah (kepengurusan) tanpa munas," jelas Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 RI tersebut.
JK memuji kepemimpinan Airlangga di Partai Golkar karena dapat menambah jatah kursi di DPR menjadi 102 kursi pada Pileg 2024 dari sebelumnya 85 kursi di Pileg 2019.
Selain itu, JK juga memuji Airlangga yang mampu mengantarkan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka memenangkan Pilpres 2024.
"Airlangga telah berhasil memenangkan Pak Prabowo dan Gibran, suatu prestasi yang tentunya dan segala usaha dan pengorbanan," pungkas JK. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved