Sistem kelistrikan Jawa Bali kembali mengalami masalah. Akibatnya selama hampir delapan jam Jakarta dilanda kegelapan. Kerusakan saklar di Gardu Induk Petukangan, Senin (18/9) sekitar pukul 13.22 WIB adalah pemicunya. Kerusakan ini mengakibatkan sebagian besar wilayah DKI Jakarta mengalami pemadaman.
Padamnya listrik secara tiba-tiba itu membuat kemacetan parah hampir di seluruh wilayah Jakarta karena matinya lampu pengatur lalu lintas. Bahkan, hingga sekitar pukul 21.00 masih terjadi kemacetan panjang di Pos Pengumben, Kebun Jeruk, Jakarta Barat. Kemacetan parah terjadi di sepanjang Jalan MH Thamrin, Sudirman, Gatot Subroto, Salemba Raya, Kramat Raya, Tomang Raya.
Bukan itu saja, aktifitas di sejumlah perkantoran, pusat perbelanjaan, dan pasar tradisional, terhenti. Bahkan, jadwal rapat di gedung Dewan Perwakilan Rakyat juga ikut terganggu padamnya listrik selama beberapa jam tersebut. Rapat kerja antara Kepala Polri dengan Komisi III DPR RI yang sedianya dilakukan pukul 14.00 akhirnya dibatalkan.
Sementara Rapat Dengar Pendapat antara PT Telekomunikasi Indonesia dan Dirjen Pos dan Telekomunikasi dengan Komisi I DPR RI juga terpaksa pindah tempat ke ruangan yang memiliki genset.
Padamnya listrik juga membuat beberapa penerbangan dari Bandara Soekarno Hatta tertunda rata-rata hampir satu jam. General Manager Lion Air Hasyim Arsal Alhabsi, mengatakan, lebih dari sepuluh penerbangan pesawat Lion Air dari Bandara Soekarno Hatta tertunda hampir satu jam.
Dikatakan, keterlambatan penerbangan terjadi, karena proses chek in penumpang, terpaksa harus dilakukan secara manual. "Untungnya beberapa penumpang bisa mengerti, karena keterlambatan ini bukan karena kesalahan operator penerbangan," kata Hasyim.
[Saklar Transmisi]
General Manager Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) Jawa Bali Muljo Adji mengatakan penyebab padamnya listrik di sebagian besar wilayah Jakarta sejak siang hingga malam hari adalah rusaknya saklar transmisi di Gardu Induk Petukangan, Jakarta Utara. "Penyebab rusaknya saklar ini masih diteliti karena baru tiga bulan yang lalu menjalani perawatan rutin tahunan," kata Muljo.
GI Petukangan termasuk dalam gardu induk yang menghubungkan subsistem GI Gandul dengan Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Muara Karang. Subsistem Jakarta ditopang oleh pembangkit listrik di Muara Karang, PLTGU Priok, PLTGU Muara Tawar yang dioperasikan paralel dengan Sistem Jawa Bali melalui tujuh gardu induk. Gangguan pada unit pembangkit listrik Muara Karang inilah yang menyebabkan pemadaman di sekitar wilayah DKI
Saklar transmisi berfungsi untuk mengatur beban daya listrik yang lewat di jaringan. Kerusakan sirkuit nomor 2 di GI Petukangan membuat posisi sirkuit tersebut membuka terus sehingga seluruh aliran daya listrik dari GI Petukangan ke GI Gandul (Jakarta Selatan), dibebankan ke sirkuit nomor 1. Sirkuit nomor 1 yang bebannya sudah mencapai 60 persen, juga tidak mampu menanggung beban daya listrik limpahan dari sirkuit nomor 2. Akibat kedua sirkuit tidak mampu menyalurkan beban, pasokan listrik dari sistem 500 kilo Volt (Jawa Bali) ke 150 kV (subsistem Jakarta) terputus. Beban daya listrik harus ditanggung oleh PLTGU Muara Karang sebagai pembangkit terdekat dengan sistem tranmsisi. Namun, Muara Karang tidak sanggup memikul beban daya listrik yang tiba-tiba masuk, sehingga ikut lepas dari jaringan. Pembangkit berdaya 1.200 Mega Watt itu pun berhenti operasi sehingga mengakibatkan 14 gardu induk di seluruh DKI Jakarta kehilangan pasokan listrik.
Pasokan listrik ke wilayah DKI Jakarta baru mulai normal lagi sekitar pukul 14.30 WIB. Itu pun bertahap. Wilayah sekitar GI Petukangan mengalami pemadaman paling lama. Muljo menjanjikan listrik akan kembali padam sebelum pukul 23.00 malam tadi. "Suku cadang untuk mengganti sirkuit yang rusak sudah ada, selain itu pembangkit Muara Karang sudah bisa dioperasikan secara bertahap, tapi memang pasokan listrik ke konsumen butuh waktu untuk pulih," kata Muljo.
© Copyright 2024, All Rights Reserved