Ketua Umum Partai Golkar Aburizal Bakrie-Ical mengakui ada desakan dari internal partai agar Golkar keluar dari koalisi partai-partai pendukung pemerintah. Namun, Ical menegaskan bahwa sampai saat ini partai yang dipimpinnya tetap menajdi bagian dari koalisi.
Ical mengaku memahami suara-suara ketidakpuasan seperti itu sebagai bagian dari dinamika internal partai yang sehat dan demokratis. Namun, Ical ingin mengingatkan kepada kadernya tentang beberapa hal dasar mengenai politik serta mengenai eksistensi Partai Golkar.
Saat membuka Rapimnas Partai Golkar di Jakarta, Minggu malam (17/10) Ical mengatakan setiap kader harus mampu membedakan dua hal utama dalam politik. Satu bersifat strategis dan satunya lagi bersifat taktis.
Ical menjelaskan, hal yang bersifat strategis berhubungan dengan tujuan-tujuan besar dan menyangkut nasib serta kesejahteraan seluruh bangsa Indonesia. Sedangkan Hal teknis berhubungan dengan instrumen politik, tawar-menawar dengan melihat berbagai kemungkinan yang ada.
Ical menegaskan, kalau bicara soal tujuan besar bangsa maka Golkar tidak akan melakukan tawar-menawar. “Kesejahteraan masyarakat, kepastian hukum dan pendidikan adalah harga mati buat kita. Demikian pula, kemenangan partai kita dalam pemilu 2014 adalah tujuan strategis yang tidak boleh ditawar," tandasnya.
Menurut dia, koalisi politik merupakan, wilayah taktis yang selalu bersifat temporer. Di mana setiap kader harus mengedepankan akal sehat dan pikiran praktis. Koalisi, merupakan sebuah instrument dan bukan tujuan, meski saat ini Golkar menegaskan tetap berada di koalisi.
"Saya sudah sampaikan posisi Golkar di koalisi, tidak ada kemauan Partai Golkar keluar dari koalisi. Karena, kita paham masih banyak yang bisa diselesaikan dalam koalisi," pungkasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved