Sejarah dan peradaban sebuah bangsa, merupakan salah satu unsur penting dalam membentuk karakter bangsa tersebut. Dengan sendirinya, hal itu akan meningkatkan kepercayaan diri bangsa tersebut dalam menghadapi persaingan dunia.
Indonesia dikritik hidup dalam kekosongan historiografi. Peter Carey, ahli sejarah dari Inggris yang selama 40 tahun melakukan penelitian tentang Pangeran Diponegoro menyebut, bangsa Indonesia lebih mengenal budaya barat daripada budaya bangsa sendiri.
Berangkat dari kritik tersebut, Direktorat Jenderal Analisa Strategis (Strahan) Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menggelar diskusi tentang hasil penelitian Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang di Ditjakstra Ditjen Strahan Kemenhan pada 26 Maret lalu. Diskusi itu untuk menggali bagaimana peranan historiografi sejarah dan peradaban Indonesia bagi kepentingan Strategi pertahanan negara. Sebelumnya Ditjen Strahan Kemenhan juga telah mengunjungi situs Gunung Padang yang terletak di Desa Karya Mukti, Cianjur, Jawa Barat tersebut.
Diskusi ini diikuti Direktur Analisa Strategis, Eselon III dan IV serta Analis Madya di lingkungan Dit Anstra Ditjen Strahan Kemenhan. Hadir sejumlah pembicara diantaranya, Ahli Geologi Dr. Danny Hilman, Ahli Palaesedimentologi Dr. Andang Bachtiar, ahli arsitektur Ir. Pon Purajatnika, Ahli Arkeolofi Dr. Ali Akbar. Sejumlah peneliti seperti Dr. Budianto Ontowirjo, M.Sc, Ir.Wisnu Ariastika , Ir. Erick Ridzky Syarief dan
Ir. Abdul Khodir juga ikut serta. Mereka adalah para peneliti yang tergabung dalam Tim Terpadu Riset Mandiri (TTRM) Gunung Padang yang diinisiasi oleh Kantor Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana.
Alasan dipilihnya Gunung Padang sebagai objek diskusi karena adanya kesimpulan awal hasil penelitian yang berkembang di media nasional maupun internasional yang menyebutkan bahwa situs megalitik Gunung Padang berusia lebih tua daripada Piramida Giza di Mesir maupun Machu Pichu di Peru.
Apabila hal tersebut dapat dibuktikan secara ilmiah dan dapat dilihat secara fisik dengan rekonstruksi ulang bangunan tersebut, maka dapat dipastikan hal ini akan menjadi sebuah kejutan sejarah peradaban dunia. Temuan ini akan membuktikan bahwa bangsa Indonesia telah memiliki peradaban masa lalu yang lebih tinggi daripada kebudayaan bangsa lain. Tentu saja, ini akan meningkatkan martabat dan harga diri bangsa Indonesia.
Dari hasil penelitian, situs megalitik Gunung Padang merupakan situs yang berusia sangat tua bahkan lebih tua bila dibandingkan dengan situs-situs lain yang ada di dunia. Itu membuat situs Gunung Padang mempunyai nilai historis yang bersifat strategis bagi kepentingan nasional sehingga perlu dilanjutkan untukdapat mengungkap secara tuntas semua hal yang tersimpan dalam situs tersebut untuk dimanfaatkan bagi kepentingan nasional.
Kelanjutan kegiatan penelitian Gunung Padang memerlukan kontribusi dari semua unsur pemerintahan negara dan keterlibatan seluruh komponen masyarakat.
Peneliti dari negara asing menunjukkan perhatian yang besar atas kegiatan penelitian Gunung Padang. Hal tersebut tergambar dari banyaknya pemberitaan dan tulisan dari negara lain yang membahas tentang situs ini dan kemungkinan bahwa situs ini akan menggemparkan dunia ilmu pengetahuan dunia.
Sejarah peradaban dunia mencatat, militer seringkali terlibat langsung dan mengambil manfaat strategis dari suatu situs sejarah. Pada tahun 1798, Napoleon Bonaparte pada saat melakukan ekspedisi militer ke Mesir, membawa serta para ilmuwan, sarjana dan arkeolog. kelompok ilmuwan inilah yang kemudian berhasil mengungkap penemuan piramida Giza yang selanjutnya membawa serta semua hasil temuan ke Eropa. Napoleon memanfaatkan pengetahuan sejarah Mesir dari hasil temuan tersebut untuk selanjutnya melakukan penjajahan atas Mesir.
Di Indonesia, pada masa pemerintahan Sultan Hamengku Buwono II (1792-1828), penjajah Inggris dibawah Gubernur Thomas Stamford Raffles menyerbu Keraton Yogyakarta. Benteng keraton di sisi selatan dijebol dan pasukan Inggris menjarah keraton. Tak hanya harta benda berupa emas, kekayaan intelektual Keraton Yogyakarta berupa manuskrip kuno dari masa HB I dan HB II diangkut ke Inggris pada 1812.
Walaupun Raffles hanya singkat saja menduduki jabatan penguasa tertinggi penjajahan Inggris di Nusantara, namun minatnya terhadap sejarah dan peninggalan kuno di Jawa, telah mendorongnya untuk menerbitkan karya yang monumental berjudul The History of Java (1817).
Buku tersebut ternyata banyak menghilangkan bukti kebesaran sejarah nusantara dan digantikan dengan sejarah yang dimanipulasi untuk kepentingan penjajah. Kini British Museum di Inggris menyimpan 1.150 benda milik Raffles. Sekitar 800 benda itu berasal dari Indonesia, 740 di antaranya dari Jawa. Tentulah di antara benda-benda itu sebagian hasil penjarahan dariKeraton Yogyakarta. Mungkin sebagian besar lagi juga jarahan dari banyak tempat di Nusantara.
Belajar dari pengalaman sejarah yang lalu, diperlukan suatu upaya khusus untuk mengamankan situs bersejarah di Indonesia agar dapat dimanfaatkan bagi kepentingan nasional Indonesia. Situs megalitik Gunung Padang memiliki nilai sejarah bagi kepentingan nasional Indonesia.
Dari diskusi tersebut, Direktorat Analisa Strategis (Strahan) Kemenhan menyampaikan sejumlah rekomendasi kepada pemerintah pusat, terkait keberlanjutan penelitian dan posisi strategis situs Gunung Padang bagi pertahanan dan keamnanan nasional.
Situs tersebut harus dikategorikan sebagai ojek vital nasional yang bersifat strategis. Mengingat nilai strategis dan arti penting penelitian terhadap situs megalitik Gunung Padang, Kementerian Pertahanan harus memberikan kontribusi dan terlibat secara akti fdalam kesinambungan pelaksanaan penelitian sampai dengan pemugaran situs.
Caranya, dengan memberikan bantuan keamanan dan perlindungan terhadap proses penelitian termasuk juga perlindungan bagi para personel yang terlibat dalam penelitian dari kemungkinan ancaman dan sabotase yang dapat menggagalkan kegiatan penelitian dan pemugaran situs tersebut.
Kemenhan dapat mengkoordinasikan kegiatan riset Gunung Padang dengan Kementerian dan Lembaga lainnya untuk menjamin terselenggaranya kegiatan riset secara terpadu demi kepentingan nasional.
Penelitian ini disarankan dikedepankan penelitian secara mandiri oleh bangsa Indonesia guna mencegah campur tangan asing yang akan merugikan kepentingan nasional.
Mendorong Pemerintah agar menetapkan situs megalitik Gunung Padang sebagai objek vital nasional bersifat strategis karena memiliki nilai sejarah menyangkut kepentingan nasional bangsa Indonesia. Selanjutnya perlu ditetapkan suatu Keputusan Presiden sebagai dasar hukum bagi kelanjutan pelaksanaan kegiatan penelitian situs tersebut.
Pada 26 Februari 2014, Presiden SBY menegaskan bahwa negara mempunyai kewajiban untuk menuntaskan penelitian Gunung Padang dan dilanjutkan sampai dengan pemugaran. Presiden memberi instruksi soal pengorganisasian, penetapan area penelitian dan pemugaran, pembagian tugas dan tanggung jawab, anggaran danlogistik yang diperlukan, proteksi atau pengamanan ketika penelitian atau pemugaran dilaksanakan.
Rangkaian kegiatan tersebut selanjutnya menjadi suatu operasi tersendiri yang akan dituangkan dalam bentuk keputusan dan peraturan Presiden yang tentu juga memberikan peran, wewenang,dan tanggung jawab kepada seluruh pemangku kepentingan untuk berkontribusi sehingga penelitian akan dilaksanakan secara paripurna.
© Copyright 2024, All Rights Reserved