Pengamat Politik yang juga CEO PolMark, Eep Saefulloh Fatah, mengatakan, perlahan lahan Presiden Prabowo Subianto diyakini tidak selamanya berada di bawah pengaruh mantan presiden Joko Widodo (Jokowi).
Menurut Eep, hubungan antara keduanya jauh lebih kompleks dan tidak sesederhana yang dibayangkan banyak orang.
Prabowo banyak memiliki utang budi ke Jokowi. Sehingga publik beranggapan bahwa pemerintahan Prabowo selalu berada di bawah bayang-bayang Jokowi.
Menurut Eep, meskipun saat ini hubungan antara Prabowo dan Jokowi terlihat harmonis, namun ada potensi ketegangan yang akan muncul di masa depan.
Prabowo diprediksi akan mulai menunjukkan sikap yang lebih independen, setelah satu tahun memimpin atau bahkan lebih cepat pada 20 April 2025.
“Pada saat itu, dia (Prabowo) akan semakin memperlihatkan dirinya sendiri, terlepas dari hubungan yang sebelumnya kooperatif dengan Jokowi,” kata Eep dalam sebuah podcast di kanal YouTube @KeepTalking dikutip Rabu (1/1/2025).
Menurut Eep, ada hal yang lebih menarik yakni potensi konflik yang mungkin muncul di tahun 2029, ketika Gibran yang kini menjabat sebagai Wakil Presiden kemungkinan akan mencalonkan diri sebagai Presiden.
Eep mengatakan, dengan usia yang relatif muda, Gibran berpotensi menjadi lawan politik utama bagi Prabowo.
“Artinya lawan politik Prabowo yang sudah jelas adalah Gibran wakilnya. Tentu ini semua akan diperhitungkan di dalam politik,” kata Eep.
Eep mengatakan, terlalu cepat menganggap Prabowo akan selalu berada di bawah pengaruh Jokowi adalah kesalahan besar.
“Jadi dengan demikian jangan terlalu mudah membayangkan bahwa Prabowo ada di bawah ketiak Jokowi atau Prabowo akan tunduk selamanya pada Jokowi, saya kok tidak melihat indikasi itu,” pungkas Eep. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved