Beredar kabar Heru Budi Hartono sudah melepaskan jabatan sebagai Komisaris Utama (Komut) PT MRT Jakarta sejak Kamis, (2/1/2025).
Pengunduran diri ini terjadi ketika isu nepotisme antara Heru dan putrinya Ghassani, juga bekerja di PT MRT Jakarta, mulai muncul ke publik.
Informasi tersebut dibenarkan Wakil Ketua Komisi B DPRD DKI Jakarta Wahyu Dewanto.
"Kita tunggu rilis resminya," kata Wahyu, dikutip Senin (6/1/2025).
Politikus Partai Gerindra ini mengapresiasi keputusan mundur Heru Budi Hartono lantaran di PT MRT Jakarta ada putri sulungnya, Ghassani Herstanti yang diketahui menjabat sebagai Kepala Departemen di PT MRT Jakarta.
"(Pengunduran diri Heru Budi Hartono) patut diapresiasi karena kan anaknya beliau juga di MRT Jakarta," kata Wahyu.
Secara terpisah, aktivis Civil Society Rahmat mendorong Kepala Badan Pembinaan (BP) BUMD DKI Jakarta Nasruddin Djoko Surjono agar mengumumkan secara resmi pengunduran diri Heru Budi Hartono.
"Pengumuman ini penting agar jabatan Heru di MRT tidak digoreng-goreng terus oleh orang-orang yang kecewa saat Heru menjadi Pj Gubernur DKI," kata Rahmat.
Heru Budi Hartono diangkat sebagai Komisaris Utama PT MRT Jakarta sejak akhir November 2024 atau tidak lama setelah tidak menjadi Pj Gubernur DKI.
Sebelum ditunjuk sebagai Komisaris Utama PT MRT Jakarta, Heru Budi telah diangkat menjadi Stafsus Menteri Sekeretaris Negara (Mensesneg).
Sejak pekan lalu beredar kabar dan desakan kepada Ombudsman Republik Indonesia (ORI) Perwakilan Jakarta Raya untuk segera menyikapi dugaan nepotisme terkait Heru Budi Hartono, mantan Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta, dan putrinya, Ghassani Herstanti, yang dilaporkan bekerja di PT MRT Jakarta.
Pengamat kebijakan publik, Sugiyanto Emik mengatakan jika itu terbukti maka hal tersebut telah melanggar prinsip tata kelola yang baik.
"Jika dugaan ini benar, maka praktik tersebut tidak hanya melanggar prinsip tata kelola yang baik (good governance), tetapi juga dapat dikategorikan sebagai tindak pidana nepotisme," katanya. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved