Narayan Infrahight Pvt Ltd., pengembang real estate yang berlokasi di Uttar Pradesh, India kini berekspansi ke Indonesia. Developer ini akan mencoba membangun rumah dengan harga terjangkau bagi masyarakat di Indonesia.
"Indonesia dengan jumlah populasi penduduk keempat terbesar di dunia akn menjadi sasaran pangsa pasar kami selanjutnya. Besarnya pasar di Indonesia, membuat kami mencoba untuk mengembangkan pasar properti dengan harga terjangkau," kata Sanjeev Mishra, Direktur Narayan Infraheight kepada politikindonesia.com di Jakarta, Selasa (29/11).
Menurutnya, selama ini industri real estate telah menunjukkan pertumbuhan negatif menyusul minimnya dana-dana biaya rendah baik untuk proyek-proyek pembangunan maupun kebutuhan modal kerja. Ditambah masih tingginya suku bunga perbankan di sektor properti, membuat daya beli konsumen menjadi lemah.
"Untuk mewujudkan perumahan dengan harga murah, kami juga sudah menjalin kerjasama keuangan jangka panjang dengan Linetrust International Offshore Limited dari Inggris. Kerjasama tersebut berupa penyediaan dana sebesar US$38 juta sebagai hutang untuk mengembangkan proyek-proyek perumahan dan komersial," ujarnya.
Dengan ada kerjasama tersebut, lanjutnya, pihaknya berharap, industri real estate bisa kembali tumbuh di tahun-tahun mendatang. Kalangan pengembangan menyambut baik pembiayaan properti dengan pada suku bunga yang lebih rendah yang diharapkan dapat mendorong tumbuhnya sektor properti.
"Proyek-proyek kita selama ini melambat, dikarenakan naiknya biaya bunga dan biaya bahan baku yang terus meningkat. Secara otomatis hal tersebut juga akan menaikan harga penjualan. Bahkan, lembaga keuangan dan bank sangat pilih-pilih dalam membiayai para pengembang real estate," paparnya.
Pihaknya menilai dengan datangnya pembiayaan pada suku bunga yang lebih rendah untuk pengembang real estate akan dapat memberikan keuntungan bagi para pengguna akhir. Sehingga terjadi permintaan dan harga yang sesuai dan diharapkan dapat mendorong tumbuhnya sektor properti.
"Dengan pembiayaan pada suku bunga yang lebih rendah untuk pengembang real estate, para pengembang akan dapat memberikan keuntungan bagi para pengguna. Harga jual pun tetap stabil," imbuhnya.
Sementara itu, Direktur Jethwa International Private Limited, Amit Jethwa menambahkan, industri real estate telah menunjukkan pertumbuhan negatif menyusul minimnya dana-dana biaya rendah baik untuk proyek-proyek pembangunan maupun kebutuhan modal kerja. Para pengembang terpaksa telah menghentikan proyek-proyek. Hal ini menyebabkan penumpukan inventaris yang belum dijual.
"Saat ini bias itu bisa diatasi dengan adanya kucuran dana dengan bunga rendah untuk proyek-proyek real estate. Sektor real estate diharapkan bisa tumbuh signifikan dalam kuartal-kuartal mendatang. Karena pertanyaannya tidak pernah tentang kurangnya permintaan, melainkan kurangnya pasokan pada waktu yang tepat dan harga yang wajar," jelasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved