Pemimpin spiritual Tibet di pengasingan, Dalai Lama, mengecam serangan biksu Buddha terhadap kaum Muslim di Myanmar. Pembunuhan atas nama agama sudah di luar akal sehat. Akar konflik sektarian di Myanmar adalah politik dan bukan agama.
"Sungguh, membunuh orang atas nama agama tak masuk akal, sangat menyedihkan. Aku berdoa untuk mereka (para bhikkhu) untuk memikirkan wajah Buddha," kata pemimpin Buddha terkemuka Dalai Lama saat berbicara kepada audiens di University of Maryland pada awal kunjungannya di Amerika Serikat, Selasa (07/05).
Dalai Lama yang kini berusia 77 tahun dalam pidatonya meminta kaum muda untuk menciptakan sebuah dunia baru di abad ke-21, sambil mengatakan bahwa dirinya adalah bagian dari orang abad terakhir.
"Manusia dari abad ke-20 siap untuk mengatakan selamat tinggal,” kata Dalai Lama.
Dalai Lama juga menggarisbawahi pentingnya menciptakan dunia baru berdasarkan konsep kemanusiaan.
Sebelumnya, kekerasan sektarian meletus pada Maret 2013 di Kota Meikhtila, Myanmar. Akibat bentrok antara kaum Muslim dengan Buddha ini mengakibatkan 44 orang tewas dan membuat sekitar 13.000 orang, sebagian besar Muslim mengungsi.
Berdasarkan laporan investigasi Reuters menemukan fakta bahwa biksu radikal telah secara aktif terlibat dalam kekerasan dan dalam menyebarkan materi anti-Muslim di seluruh negeri.
Bentrokan sektarian antara umat Buddha dan Muslim yang berjumlah 5% dari populasi Myanmar, telah meletus beberapa kali. Konflik antara Buddha dan Muslim ini terjadi pasca pemerintah sipil mengambil kekuasaan pada Maret 2011 setelah lima dekade Myanmar dipimpin oleh pemerintahan diktator militer.
© Copyright 2024, All Rights Reserved