Pemerintah kembali berencana mendatangkan daging kerbau beku dari India. Para peternak memprotes rencana ini. Alasannya, India sampai saat ini belum dinyatakan bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK). Ini beresiko dan berbahaya bagi Indonesia yang telah berstatus bebas dari PMK.
"Saat ini negara kita dinyatakan oleh Badan Kesehatan Hewan Internasional (OIE) sebagai negara yang statusnya bebas PMK. Berdasarkan resolusi Nomor 15 OIE Mei 2016, negara India pada saat ini belum bebas PMK, baik untuk negara maupun zona," ujar Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Budiman kepada politikindonesia.com di Jakarta, Selasa (04/10).
Oleh sebab itu, pihaknya meminta pemerintah menunda rencana impor daging kerbau dari India. Pihaknya pun sudah kembali mengirimkan surat permintaan penundaan pemasukan daging kerbau dari India tersebut kepada Menteri Koordinator Perekonomian, Menteri Pertanian dan Menteri Perdagangan.
"Kalau rencana impor itu tidak bisa dihentikan lagi, setidaknya pemerintah mau menunda distribusi daging kerbau tersebut ke pasar. Karena sangat murahnya harga daging sapi bisa mendistorsi terhadap usaha peternaan sapi lokal di tanah air," ungkapnya.
Menurutnya, masuknya daging kerbau yang sangat murah dibandingkan dengan harga daging sapi yang sudah terbentuk saat ini akan menurunkan minat dan semangat peternak rakyat untuk memelihara sapi. Sehingga dalam jangka panjang akan menempatkan Indonesia pada posisi net importer untuk daging sapi.
"Jadi penundaan yang kami minta itu bukan tanpa alasan yang jelas. Ini resikonya sangat besar karena negara itu belum bebas PMK. Sehingga bisa mengancam hewan ternak yang berkuku genap lainnya seperti kambing, domba dan babi. Indonesia yang bebas PMK tanpa vaksinasi, jika melakukan impor ini akan mengubah Indonesia menjadi negara PMK. Akibatnya bisa menghambat ekpor kita" paparnya.
Secara terpisah, Direktur Pengadaan Bulog, Wahyu menyatakan pihaknya akan tetap kembali melakukan tambahan impor daging kerbau beku dari India. Sebanyak 70.000 ton daging kerbau beku dari negara bagian Uttar Pradesh itu akan masuk secara bertahap lewat Pelabuhan Tanjung Priok hingga akhir September.
"Kami tidak ceroboh menyalurkan kepada masyarakat. Kami menjamin daging kerbau beku dari India itu sudah menjalani prosedur pemeriksaan yang sangat ketat, kemudian sudah di sertifikasi bebas PMK, baik di negara asal maupun setelah tiba di Indonesia. Jadi daging itu sudah aman untuk dikonsumsi masyarakat Indonesia," ucapnya.
Pihaknya mengklaim pengawasan berlapis juga diberlakukan Badan Karantina Kementerian Pertanian, begitu daging tiba di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara. Ini daging sebelum sampai ke pasar dikandangkan dulu 3-5 hari di gudang oleh Badan Karantina Pertanian. Daging ini dijual ke masyarakat dengan harga tertinggi Rp65.000 per kg.
"Dari negara asala hingga tiba di Indonesia dikawal ketat. Saat tiba di Indonesia sampai ke gudang Bulog juga dikawal ketat sama Badan Karantina. Sampai di pelabuhan diperiksa, dari pelabuhan ke gudang Bulog diperiksa lagi," jelasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved