Tim Jihandak Brimob Polda Sulawesi Tengah dibantu aparat Polres Poso, Selasa pukul 07.00 WITA berhasil menjinakkan bom yang ditemukan di depan Pasar Sentral Poso. Bom tersebut berupa jeriken merah ukuran 5 liter yang ditempatkan di dalam ransel.
“Setelah diurai, benda mencurigakan itu berisi telepon genggam sebagai pengatur waktu, bubuk urea nitrat, ratusan paku sepanjang 13 cm, serta dua detonator. Pada pengatur waktu itu, kata Kapolda, tercatat bom direncanakan akan meledak pada pukul 07.30 WITA,” kata Kepala Polda Sulawesi Tengah Brigjen Pol. Dewa Parsana, Selasa (25/12).
Bom yang diletakkan di Pos Pengamanan di depan Pasar Sentral Poso itu pertama kali ditemukan oleh anggota Polres Poso sekitar 06.30 WITA. Beberapa saat kemudian temuan benda mencurigakan itu dilaporkan ke tim Jihandak yang bersiaga di Mapolres Poso.
Setelah dijinakkan selanjutnya rangkaian bom tersebut dibawa ke Mapolres Poso atau sekitar 200 meter dari lokasi penemuan. Polisi masih menyelidiki siapa yang meletakkan bom rakitan tersebut. "Kami terus dalami dan meningkatkan kewaspadaan," kata Dewa Parsana.
Selama dua bulan terakhir, teror kepada kepolisian kian meningkat, terutama di Kabupaten Poso. Mulai dari ditemukannya jasad dua anggota Polres Poso Brigadir Sudirman dan Briptu Andi Sapa di Dusun Tamanjeka, pada 16 Oktober 2012 hingga insiden ledakan bom di Pos Lalu Lintas Polres Poso pada 22 Oktober 2012 yang melukai dua orang.
Selanjutnya, pada 15 November 2012, rumah dinas Kapolsek Poso Pesisir Utara juga diberondong tembakan oleh kelompok tak dikenal. Meski selamat dari maut, terjangan peluru sempat melewati di antara kedua kaki Kapolsek Iptu Bastian Faruklabi.
Insiden terakhir pada 20 Desember 2012, empat anggota Brimob Polda Sulawesi Tengah tewas diberondong tembakan oleh kelompok sipil bersenjata di Desa Kalora Poso.
© Copyright 2024, All Rights Reserved