Modus operandi atau pola dan medium komunikasi yang digunakan kelompok radikal semakin canggih. Kelompok teroris kini memanfaatkan layanan online yang sulit ditembus untuk berkoordinasi. Salah satunya, melalui forum chating di game online.
“Mereka seolah chatting (mengobrol) permainan perang, tapi sebenarnya dipakai untuk berkoordinasi," kata Deputi I Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Mayor Jenderal TNI Abdul Rahman Kadir, di Sidoarjo, Jawa Timur, Selasa (24/05).
Selama ini, kata Rahman, kelompok radikal berkomunikasi melalui media sosial. Namun, pola itu kini telah berubah setelah media sosial mudah dideteksi oleh aparat. Forum obrolan di game online kini jadi pilihan teroris. "Kita sulit mendeteksinya, karena mereka seolah-olah bermain game," ujar dia.
Rahman menyebut contoh serangan bom Paris yang dilakukan kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). "Bom Paris itu direncanakan melalui komunikasi game online," ujarnya.
Selain game online, media sosial juga perlu dianalisis. Rahman menyebut kelompok radikal dan teroris pandai memanfaatkan dunia maya dalam menebarkan propaganda dan merencanakan kegiatan terornya. "2 bulan sebelum bom Thamrin, aparat mendeteksi rencana teror itu dari media sosial.”
Rahman meminta semua elemen masyarakat agar waspada. Para tokoh masyarakat, terutama pendakwah, diminta melek internet agar bisa mengarahkan masyarakat mana yang perlu dicerna dan tidak di dunia maya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved