Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengoreksi pernyataan Presiden Joko Widodo tentang utang Indonesia kepada Dana Monoter Internasional (IMF). SBY menyatakan, utang Indonesia sudah lunas sejak 2006. Tapi kalangan istana justru menyebut, Indonesia masih punya utang US$2,9 miliar. Publik jadi bingung atas kesimpangsiuran ini.
Dalam akun twitternya, sembari meminta maaf, SBY mengatakan, terpaksa mengkoreksi pernyataan Presiden Jokowi tentang utang IMF yang dimuat di harian Rakyat Merdeka pada Senin (27/04) kemarin. Pernyataan Jokowi di media tersebut, intinya mengatakan Indonesia masih pinjam uang ke IMF.
“Saya harus mengatakan bahwa pernyataan Pak Jokowi tsb salah. Indonesia sudah melunasi semua utang kpd IMF pada th 2006 lalu,” tulis SBY.
Akan tetapi, pada hari yang sama dengan pernyataan Jokowi yang dikoreksi SBY itu, Kepala Staf Kantor Kepresidenan Luhut Pandjaitan, juga mengungkapkan, rencana pemerintahan untuk menggunakan dana pinjaman dari IMF sebesar US$1 miliar.
Luhut menyebut, dana itu dipinjam pada masa Presiden SBY. Ia mengatakan, hingga saat ini dana itu baru digunakan sekitar 10 persen. “Pinjaman lunak US$1 miliar 5 tahun lalu di era SBY. Kalau tidak salah baru 10 persen digunakan," ujar Luhut kepada pers di Hotel Shangri la, Jakarta, Senin (27/04).
Luhut menyebut, pinjaman lunak itu rencananya bakal digunakan untuk memfasilitasi ekonomi hijau yang tengah gencar dipromosikan pemerintah Indonesia. "Kita akan menggunakan sisa pinjaman IMF itu untuk membiayai ekonomi hijau," ujar Luhut.
Sedangkan, Sekretaris Kabinet Andi Widjojanto menjawab koreski yang disampaikan SBY terkait utang Indonesia ke IMF. “SBY betul, 2006 kita tidak memiliki utang dengan IMF. Tetapi, data dari statistik utang luar negeri Indonesia, ya ada ADB, IMF ya 2009 muncul US$3,093 miliar, posisi terakhir tabel ini, November 2014, US$2,9 miliar. Tetapi, masih ada utangnya," ujar Andi kepada pers di Istana Negara, Jakarta, Selasa (28/04).
Andi menyebut, jumlah itu memang terus berkurang, di mana pada tahun 2010 total utang kepada IMF sebesar US$3,050 miliar, tahun 2011 sebesar US$3,031 miliar dan tahun 2012 kembali naik menjadi US$ 3,053 miliar, dan sampai November 2014 utang pemerintah masih US$2,90 miliar.
Andi mengaku tidak tahu untuk apa pemerintah kembali berutang ke IMF pada tahun 2009. "Saya tidak tahu untuk apa, silahkan tanya ke Menkeu atau BI," lanjutnya.
Lebih bingung lagi, ketika hal itu dikonfirmasi wartawan kepada Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro. Menkeu dengan tegas menyatakan, Indonesia sudah tidak mempunyai utang kepada IMF. Ia malah menyebut, pernyataan yang menyebut Indonesia masih punya utang pada IMF adalah salah kutip.
“Salah kutip pernyataan itu. Indonesia sudah tidak mempunyai utang di IMF," ujar Bambang usai acara Forum Riset Ekonomi Keuangan Syariah (FREKS) 2015 di Balai Sidang Universitas Indonesia, Depok, Selasa (28/04).
Bambang mengklaim, pemerintah tak pernah meminjam utang baru ke IMF dalam kurun 9 tahun terakhir. Ia meyakini jika Indonesia memang sudah tak memiliki utang lagi kepada IMF. Bila ada pihak yang mengatakan Indonesia masih memiliki utang, itu pandangan keliru. "Siapa pun yang bilang Indonesia masih memiliki utang, berarti mereka salah kutip," ujar Bambang.
Pernyataan bertolak belakang antara, Menkeu dengan Luhut dan Andi ini menjadi tanda tanya. Mungkin kepastian tentang utang ini harus ditanyakan kepada IMF langsung.
© Copyright 2024, All Rights Reserved