Dua surat kabar terbesar yakni Al-Intibaha dan Al-Majhar al-Siyassi dilarang terbit oleh otoritas Badan Keamanan Sudan. Pelarangan ini merupakan hukuman karena dua surat kabar itu memberitakan operasi tentara terhadap pemberontak dan rencana masa depan Presiden Omar Hassan Al Bashir.
Sudan mengawasi ketat media mandiri, kelompok pengamat dan lembaga swadaya masyarakat sejak terungkap rencana kudeta terhadap pemerintah Bashir pada November lalu.
Al-Intibaha, harian terbesar Sudan milik paman Bashir, mengatakan badan-badan keamanan telah memerintah kepadanya untuk menghentikan penerbitan koran itu selama satu pekan karena menyiarkan satu laporan tentang pertempuran militer di Kordofan Selatan. Tempat dimana pemberontakan terhadap pemerintah.
"Seorang perwira keamanan menelepon kami kemarin tanpa memberikan satu alasan," kata redaktur Al-Intibaha, Sadiq al-Rizigi, Sabtu (25/05).
Al-Majhar al-Siyassi, surat kabar bersirkulasi terbesar kedua Sudan, menyatakan pihaknya diperintahkan untuk menghentikan publikasi selama 3 hari setelah mengecam imbauan dari sejumlah pejabat yang mendesak Bashir yang berkuasa sejak tahun 1989 itu berusaha untuk terpilih kembali tahun 2015.
"Pemimpin kami juga menulis satu artikel dimana ia mengecam kehadiran menteri pertahanan di negara bagian Kordofan Seklatan," kata redaktur Al Majhar al-Siyassi, Salah Habib.
Belakangan, wartawan Sudan mengeluhkan atas seringnya larangan, walaupun sensor keras telah dicabut secara resmi di negara Afrika-Arab itu pada tahun 2009. Badan keamanan sering melarang pendistribusian seluruh edisi yang menimbulkan kerugian keuangan pada surat-surat kabar sebagai hukuman atas liputan yang kritis.
© Copyright 2024, All Rights Reserved