Langkah pemerintah melakukan pinjaman kepada PT.Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) guna membiayai pengadaan alat utama sistem persenjataan (Alutsista) TNI dan Polri senilai Rp 600 miliar adalah yang pertama kali. Sebelumnya dilakukan melalui pembiayaan luar negeri.
Pinjaman berjangka waktu delapan tahun itu direalisasi melalui fasilitas kredit untuk Pembiayaan Dalam Negeri (PDN) Alutsista yang ditandatangani Direktur Utama Bank BNI, Gatot M. Suwondo bersama Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Rahmat Waluyanto, di Gedung Kementerian Keuangan.
Perikatan kredit tersebut, juga disaksikan Menteri Keuangan Agus Martowardojo dan Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro dan Wakapolri Komjenn Pol Yusuf Manggabarani
Langkah PDN Alutsista, kata Agus Martowadojo merupakan diversifikasi pembiayaan.Sementara kebijakan Bank BNI untuk memberikan fasilitas kredit Alutsista, menurut Gatot Suwondo merupakan bentuk dukungan terhadap program pemerintah dalam pengembangan sistem pertahanan melalui penyediaan alutsista TNI dan Polri.
Kata Gatot, selama ini pihaknya sudah menyalurkan kredit kepada beberapa BUMN Industri Strategis. Misalnya PT PAL, PT Pindad, PT Dahana, PT Austamindo dan PT Bhineka Persada Marketindo. "Hingga Agustus 2010 mencapai Rp 2,26 triliun."
Sementara untuk fasilitas kredit Alutsista kali ini, ujar Gatot, realisasi pinjamannya akan dilakukan pada Triwulan IV tahun 2010.
Sebelumnya BNI Singapore telah membiayai skema Pinjaman Luar Negeri untuk pengadaan Pesawat Tempur Sukhoi. Sementara BNI Hongkong melakukan pembiayaan kepada Pemerintah RI untuk perbaikan pesawat B-737 AU dengan Airod Malaysia US$. 3,5 juta dan pengadaan Helicopters Mi-2 AL USD. 9,5 juta dari Rusia.
© Copyright 2024, All Rights Reserved