Bandara IKN masih belum memenuhi standardisasi keselamatan dan kenyamanan penerbangan internasional. Pemerintah diimbau untuk tak buru-buru menentukan waktu operasional Bandara Ibu Kota Nusantara (IKN), apalagi sampai menjadi bandara komersial skala internasional.
Hal tersebut disampaikan oleh anggota DPR Fraksi Gerindra sekaligus pemerhati transportasi, Bambang Haryo Soekartono. Ia mendorong pemerintah untuk mempersiapkan bandara IKN secara menyeluruh, mulai dari kesiapan sarana, prasarana, hingga mitigasi bencana.
“Karena bandara itu nantinya kan bukan hanya untuk masyarakat umum, tapi juga untuk kepentingan Presiden, para menteri, dan juga tamu negara,” kata Bambang, dikutip Selasa (15/10/2024).
Menurutnya, peningkatan fasilitas yang dilakukan Kementerian Perhubungan sudah cukup baik, Namun masih ada beberapa hal yang masih harus dibenahi. Seperti, terpantaunya butiran debu di area landasan pacu hingga wacana Forest Airport.
“Saya hargai upaya untuk memperlebar landasan pacu menjadi 45 meter dan tambahan panjang menjadi 2.500 meter, tetapi saya melihat, sisi kanan kiri landasan masih berupa pasir tanah liat dan bebatuan serta debu yang berpotensi bisa tersedot mesin pesawat, bahkan bisa merusak blade turbin pesawat,” ujar Bambang menyampaikan argumentasinya.
Namun Demikian, Bambang kurang setuju jika bandara IKN dijadikan Forest Airport. Sebab, menurutnya bandara harus steril dari hewan-hewan. Karena komunitas (hewan) burung bisa membahayakan keselamatan penerbangan bila masuk ke mesin pesawat merusak blade, ataupun bertabrakan dengan kaca kokpit pesawat.
“Dan hal ini beberapa kali terjadi di dunia penerbangan,” ujarnya menegaskan.
Selain itu, Bambang menyarankan sebelum dioperasikan, bandara IKN harus mencatatkan angka Pavement Classification Number (PCN), sebagai penentu tipe pesawat apa yang bisa mendarat atau mengudara di bandara tersebut. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved