Sejumlah instansi mulai bersiap, mengantipasi kemungkinan terburuk dari status Awas Gunung Merapi di Jawa Tengah. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyiapkan bantuan logistik kesehatan sebanyak dua ton. Bantuan ini, akan ditujukan bagi para pengungsi dan korban letusan.
Demikian dikemukakan oleh Kepala Pusat Penanggulangan Krisis Kemenkes Mudjiarto, Senin (25/10). “Persiapan awal kami ada dua ton, tapi jika kurang siap di-back up berapa pun."
Diterangkannya Mudjiarto pula, pengiriman bantuan akan mulai dilakukan Senin ini. Sedangkan untuk tenaga medis, Mudjiarto mengaku sudah menyiapkan para petugas sejak Kamis, 21 Oktober lalu. Para dokter dan perawat dari daerah yang berpeluang terkena imbas bencana letusan gunung Merapi sudah diberi pelatihan khusus.
"Teman-teman dari sekitar Gunung Semeru dan Gunung Kelud juga kami undang, supaya melihat semacam persiapan dan antisipasi," terang dia.
Bukan itu saja, Kemenkes juga mempersiapkan pos pelayanan kesehatan di tempat pengungsian. Pihaknya sudah menyiapkan sejumlah alat medik dan obat, terutama bagi pengidap penyakit bawaan dan penyakit saluran pernafasan. "Kita juga mengantisipasi luka bakar kalau ada kena awan panas," terang dia.
Aktifitas vulkanik Merapi terus meningkat sejak pekan lalu. Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Surono menegaskan arah luncuran lava pijar bakal lebih dominan menuju ke arah selatan Merapi. Pihaknya meminta warga di Kabupaten Sleman dan Klaten untuk meningkatkan kewaspadaannya.
Sejak pukul 06.00 WIB tadi pagi, status Merapi dinaikkan dari Siaga menjadi Awas. Meski demikian, pihaknya juga belum bisa memastikan waktu munculnya lava ke permukaan. Sedang gejala-gejala adanya tekanan magma dari perut bumi ke atas sudah muncul.
Sementara, Menteri Kesehatan Endang Rahayu Sedyaningsih dan Menteri Kooordinator Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono, rencananya akan segera bertolak ke Merapi untuk meninjau lokasi.
© Copyright 2024, All Rights Reserved