Mantan Presiden Guatemala Alfonso Portillo diekstradisi ke Amerika Serikat. Ia akan menghadapi tuntutan pengadilan atas tuduhan pencucian uang US$70 juta. Portillo dibawa dengan sebuah pesawat yang dijaga oleh agen-agen keamanan AS.
Portilo menyebut ekstradisi itu sebagai “penculikan” dan menuduh pemerintah Guatemala telah melanggar hukum. “Mereka bertindak ilegal terhadap saya sejak awal. Mereka telah melanggar semua hak saya," katanya, ketika ia naik pesawat di pangkalan Angkatan Udara Guatemala, dengan memegang 2 buku.
Portilo dibawa dari rumah sakit militer tempat ia dirawat karena gangguan kesehatan. “Saya akan kembali," ujar Portilo.
Portillo melawan upaya ekstradisi sejak peraturan itu disahkan pada 2011 oleh Presiden saat itu, Alvaro Colom. Sebelumnya, Pengadilan Guatemala membebaskan Portillo dan 2 mantan menterinya atas tuduhan bersekongkol menggelapkan US$15 juta dana kementerian pertahanan pada 2001. Pembebasannya itu dikukuhkan oleh pengadilan banding pada April.
Setelah ada permohonan dari pengadilan New York, Portilo ditangkap pada Januari 2010 ketika berusaha melarikan diri ke Belize. Ia menyebut kasusnya itu sebagai "tuntutan politik".
Portillo didakwa oleh pengadilan AS atas tuduhan menggelapkan puluhan juta dolar dana negara dan memutihkan uang tersebut melalui bank-bank AS dan Eropa, termasuk US$1,5 juta bagi anak-anak sekolah Guatemala.
Pengacaranya, Mauricio Berriondo, mengatakan, ekstradisi itu berada di luar kerangka hukum apa pun dan dilakukan dengan paksa.
© Copyright 2024, All Rights Reserved