Menkeu mencatat pendapatan negara turun 7,1% dibandingkan tahun lalu. Hal itu terungkap dalam konferensi pers APBN KITA edisi Juni 2024 secara daring, Kamis (27/6/2024).
Menkeu merinci pendapatan negara hanya sebesar Rp1.123,5 triliun pada periode tersebut, atau mencapai 40,1% dari yang ditargetkan, sementara total belanja negara mencapai Rp1.145,3 triliun atau mencapai 34,4% dari pagu yang ditentukan. Kondisi itu telah membuat APBN negara defisit sebesar Rp21,8 triliun.
"Ini tentu sesuatu yang perlu untuk terus kami monitor dan waspadai," kata Sri Mulyani.
Menurut Menkeu, turunnya penerimaan itu dipicu oleh merosotnya harga berbagai komoditas. Hal ini menyebabkan setoran penerimaan perpajakan, dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) ikut merosot.
"Ini seperti diingat pernah terjadi pada tahun 2023 dan 2022 di mana kenaikan harga, terutama pada 2022 dari komoditas-komoditas itu luar biasa, sehingga membukukan penerimaan dari sisi perpajakan dan PNBP tinggi," jelas Bendahara negara itu.
Menkeu menjelaskan, dalam hal ini, setoran penerimaan negara yang anjlok itu salah satunya terdiri dari penerimaan pajak yang tercatat turun 8,4% menjadi hanya sebesar Rp760,4 triliun dari Rp830,5 triliun pada tahun sebelumnya.
Angka penerimaan pajak itu baru terealisasi 36,2% dibandingkan target pemerintah yang dibidik sebesar Rp1.988,9 triliun pada tahun 2024 ini. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved