Setidaknya 54 jembatan dari 365 jembatan di wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, terancam ambrol. Pasalnya, kondisi fisik jembatan semakin rapuh. Bahkan beberapa di antaranya, telah ambrol.
Mochammad Anwar, Kepala Dinas Bina Marga Kabupaten Malang, Rabu (20/10) mengatakan, ke-54 jembatan itu dibangun pada era 1970 dan 1980-an. “Mengingat usianya yang sudah tua, banyak di antara jembatan tersebut yang konstruksi fondasinya sudah tidak kuat lagi menahan gerusan air sungai,”ujarnya.
Anwar menambahkan, sepanjang 2010 ini, tiga jembatan di Kecamatan Wagir, Jabung, dan Kecamatan Pujon patah diterjang air bah. Namun, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang tidak bisa segera membangun kembali jembatan tersebut karena keterbatasan anggaran.
Di antara 54 jembatan yang kondisinya parah tersebut, hanya 15 jembatan yang bisa dilakukan perbaikan dan perawatan. Itu pun menurutnya, harus dilakukan secara bertahap sehingga baru bisa dirampungkan pada 2015 mendatang.
Anwar menyontohkan, untuk mengganti sebuah jembatan berukuran lebar tujuh meter dan panjang 15 meter membutuhkan biaya sekitar Rp15 miliar. Biaya tersebut untuk menggantinya dengan konstruksi beton.
“Tapi jika fondasinya saja yang diperbaiki dengan ketinggian enam hingga tujuh meter, dibutuhkan anggaran sekitar Rp1 miliar,”ujarnya.
Jembatan yang kondisinya parah tersebut, kata Anwar, penting fungsinya untuk menghubungkan desa dengan kota di Kabupaten Malang. Bahkan juga dengan kota lainnya di luar Kabupaten Malang.
Jembatan Ngeprih di Desa Bendosari, Kecamatan Pujon, menghubungkan Malang dengan Kabupaten Kediri dan Kabupaten Jombang.
“Kondisi jembatan tersebut saat ini nyaris patah setelah diterjang air bah yang meluap pada 13 Januari lalu,”ujarnya. Menurutnya, jembatan tersebut mendesak untuk diganti dengan yang baru. Biayanya akan ditanggung Pemerintah Provinsi Jawa Timur.
© Copyright 2024, All Rights Reserved