Saat ini seharusnya wilayah Indonesia mulai memasuki musim kemarau. Tapi, hujan justru masih sering melanda beberapa wilayah Indonesia termasuk di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Anomali cuaca ini disebabkan oleh sejumlah faktor.
Kepala Bidang Peringatan Dini Cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BKMG), Kukuh Ribudiyanto, mengungkapkan, kemungkinan ada 3 penyebab dari fenomena yang terjadi saat ini.
Yaitu, pertama, karena fenomena La Nina atau El Nino. Tapi, kemungkinan dampak fenomena itu masuk kategori lemah, karena dampaknya tidak merata di wilayah Indonesia.
El Nino adalah gejala penyimpangan kondisi laut yang ditandai dengan meningkatnya suhu permukaan laut di Samudera Pasifik sekitar ekuator, khususnya di bagian tengah dan timur (sekitar pantai Peru).
Karena lautan dan atmosfer adalah 2 sistem yang saling terhubung, maka penyimpangan kondisi laut ini menyebabkan terjadinya penyimpangan pada kondisi atmosfer yang pada akhirnya berakibat pada terjadinya penyimpangan iklim. Dampaknya adalah pengurangan jumlah curah hujan yang signifikan di beberapa negara, termasuk Indonesia.
Sedangkan La Nina adalah gejala gangguan iklim yang diakibatkan suhu permukaan laut Samudera Pasifik dibandingkan dengan daerah sekitarnya. Akibat dari La Nina adalah hujan turun lebih banyak di Samudera Pasifik sebelah barat Australia dan Indonesia. "Yang berdampak banget itu, kalau wilayah Indonesia yang cenderung hangat terus, khususnya di wilayah Indonesia tengah dan barat,” kata Kukuh.
Kemungkinan kedua adalah perbedaan suhu permukaan laut di Samudera Hindia sebelah barat Indonesia, dengan suhu permukaan laut di Samudera Hindia sebelah timur Afrika.
Kukuh menyebut, area Samudera Hindia sebelah barat saat ini lebih hangat, indeksnya negatif. Artinya, ada pasukan air dari Samudera Hindia sebelah barat menuju ke timur Indonesia bagian barat.
Sedangkan faktor ketiga, adalah muson timur atau muson Australia yang membawa uap kering. Muson merupakan angin musiman yang bersifat periodik dan biasanya terjadi, terutama di Samudera Hindia dan sebelah selatan Asia. Kukuh menyebut, dalam periode ini, muson timur dalam kondisi lemah, sehingga tidak menjadikan wilayah Indonesia kering.
Ia menambahkan, saat ini ada beberapa wilayah di Indonesia yang berpotensi mulai kering, yakni di wilayah Nusa Tenggara Timur dan Nusa Tenggara Barat. Sementara wilayah yang masih hujan, perkiraan penyebab dan waktu datangnya musim kemarau akan segera diberitahukan BMKG. “Sebentar lagi ada rilis perkiraan awal musim kemarau, awal Agustus nanti,” tandas Kukuh.
© Copyright 2024, All Rights Reserved