Aktivitas vulkanik Gunung Bromo di Jawa Timur masih fluktuatif. Sejak awal bulan ini, gunung tersebut masih kerap erupsi, menyemburkan material abu vulkanik. Hujan abu tipis juga mengguyur desa-desa di sekitar Gunung Bromo seperti Ngadisari dan sekitar Pos Pemantauan Gunung Api (PGA) Bromo.
“Kondisi Bromo masih fluktuatif (naik-turun)," terang Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunungapi PVMBG Gede Suantika, kepada pers, Kamis (14/04).
Ia menjelaskan, dari pantauan Pos PGA Bromo pagi ini masih teramati asap putih kelabu kecokelatan yang membubung hingga ketinggian 900-1500 meter dari kawah gunung. Abu vulkanik tersebut terbawa angin mengarah ke barat daya dan timur.
Selain itu, suara gemuruh dan dentuman juga masih terdengar dari kawah. Kadang, juga teramati sinar api dari dalam kawah.
Gede menambahkan, rekaman seismik pada 13 April 2016 menunjukkan, terjadi gempa tremor dengan amax antara 0,5-21 milimeter dominan 2 milimeter. “Terjadi 8 kali gempa vulkanik dalam dengan Amax 11-21 milimeter dengan durasi 6-10 detik dan 34 kali embusan, amax 10-36 milimeter, dengan durasi 17-52 detik,” terang dia.
Seperti diketahui, erupsi Gunung Bromo kembali terjadi sejak 1 April 2016 lalu. Meski demikian, status aktivitasnya tetap Waspada level II sebagai mana ditetapkan PVMBG sejak 26 Februari 2016 lalu.
Sejauh ini, peningkatan aktivitas Gunung Bromo tidak memengaruhi kegiatan warga setempat yang sebagian besar beraktivitas sebagai petani. Meski ada peningkatan aktivitas, dengan status Waspada level II, para wisatawan masih dibolehkan turun ke lautan pasir. Namun, tidak boleh naik ke kawah Bromo atau harus berada di luar radius 1 kilometer dari kawah gunung Bromo.
© Copyright 2024, All Rights Reserved