Gaya berbelanja warga Indonesia mulai berubah. Pesatnya perkembangan market place membuat sebagian besar penduduk negeri ini lebih memilih belanja online.
Namun, produk terbesar yang menjadi buruan konsumen di market place adalah produk kecantikan dan pakaian.
Laporan terbaru dari Populix berjudul "Market Insights and Strategic Opportunities for Beauty and Fashion Brands in Indonesia" mengungkapkan bahwa lebih dari 70% responden memilih merek lokal saat membeli produk kecantikan dan fashion mereka.
Menurut Eileen Kamtawijoyo, Co-Founder & CMO Populix, hasil survei menunjukkan bahwa konsumen Indonesia cenderung menggunakan kombinasi merek lokal dan internasional, tetapi memiliki preferensi kuat terhadap merek lokal.
“Merek lokal dianggap memiliki kualitas yang sama baik atau bahkan lebih baik dibandingkan merek internasional,” ujarnya dikutip Minggu (22/9/2024).
Hasil survei menunjukkan bahwa 76% responden lebih memilih merek lokal untuk produk skincare, sementara 80% memilih merek lokal untuk produk fashion.
Preferensi terhadap merek lokal lebih terlihat pada perempuan dan masyarakat kelas ekonomi bawah, sedangkan merek internasional lebih populer di kalangan laki-laki dan segmen ekonomi menengah ke atas.
Dalam hal perilaku pembelian, sekitar 41% responden membeli produk skincare secara rutin setiap bulan, dengan e-commerce menjadi saluran utama bagi 62% dari mereka.
“Konsumen juga mulai mempertimbangkan opsi lain seperti toko kesehatan dan kecantikan serta situs web resmi untuk pembelian skincare di masa depan,” ujar Eileen menambahkan.
Di kategori fashion, konsumen cenderung membeli pakaian, sepatu, dan parfum setiap tiga bulan atau lebih jarang. E-commerce mendominasi pembelian fashion, dengan preferensi merek lokal untuk pakaian dan parfum, sementara merek internasional lebih diminati untuk sepatu.
Laporan ini juga menyoroti peran penting Key Opinion Leader (KOL) dan influencer dalam keputusan pembelian. Sebanyak 59% responden merasa terpengaruh oleh KOL dan influencer, meskipun hanya 14% yang cenderung membeli produk yang di-endorse, sedangkan 67% hanya membeli produk jika sesuai dengan kebutuhan dan preferensi mereka.
“Fenomena live commerce juga mempengaruhi keputusan pembelian. Setengah dari responden menyatakan mereka cenderung membeli produk ketika ada diskon eksklusif selama sesi live streaming. Faktor-faktor seperti kualitas teknis, konten yang menarik, dan interaksi host menjadi kunci dalam keputusan pembelian melalui platform ini,” ujarnya.
Eileen menutup laporan dengan menyatakan bahwa studi ini menunjukkan bagaimana teknologi digital memengaruhi preferensi konsumen dan peluang strategis di industri kecantikan dan fashion di Indonesia.
Dia berharap temuan ini akan membantu perusahaan dalam merancang produk dan strategi pemasaran yang lebih efektif dan relevan. Laporan ini didasarkan pada survei online terhadap 1.088 responden yang dilakukan pada 26-29 Juli 2024. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved