Cara kerja Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) yang mendepositokan terlebih dahulu dananya selama satu tahun sebelum membagikannya ke masyarakat mendapat kritikan dari Wakil Presiden Jusuf Kalla. Polah Baznas ini justru mengakibatkan kepercayaan masyarakat ke lembaga pengelola Zakat menurun.
Hal tersebut diungkapkan Kalla dalam acara Launcing Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sodakoh Nahdlatul Ulama (Lazis NU), di Jakarta, Kamis.
Menurut Wapres cara mendepositokan dana tersebut selama satu tahun dan baru kemudian membagikannya telah menimbulkan kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap lembaga Zakat yang dibentuk pemerintah.
Masyarakat lanjutnya lebih percaya menyerahkan Zakat, Infaq dan Sodakohnya secara langsung kepada sesuatu yang terlihat seperti tetangganya, masjid yang rusak, sekolah-sekolah yang rusak, serta anak-anak yatim. "Tetapi lembaga yang sudah mendapat ijin dari pemerintah justru kurang mendapat perhatian," kata Wapres.
Dana yang dikumpulkan Badan Amil Zakat pemerintah, kecil sekali, dibandingkan dengan potensi yang ada di masyarakat.
Karena itu, Jusuf Kalla menyarankan Badan Amil Zakat juga ikut mempromosikan ke mana Zakat, Infaq dan Sodakoh para Muzaki (para pembayar zakat) itu disalurkan, seperti fakir miskin di lokasi mana, masjid atau sekolah mana yang perlu dibantu.
Sementara itu, Rois Suriah PB NU KH Ma`ruf Amin mengatakan Lazis NU dalam melaksanakan tugasnya akan menerapkan sistem jemput bola yakni secara aktif mengambil zakat dari para Muzaki, tidak menunggu menerima saja.
Lazis NU, katanya, akan berupaya membentuk lembaga ekonomi Mikro "Baitul Qirad" yang akan diupayakan terbentuk di setiap kecamatan di seluruh Indonesia.
Baitul Qirot bertujuan untuk membantu pengusaha kecil dari segi pendanaan atau modal agar mampu menjadi pengusaha menengah.
Dalam kesempatan tersebut, Ma`ruf Amin atas nama PBNU menyampaikan terima kasihnya kepada Jusuf Kalla dan keluarga yang setiap tahunnya selalu mempercayakan penyaluran zakatnya kepada lembaga yang dibentuk NU.
© Copyright 2024, All Rights Reserved