Langkah Rusia yang menaikkan harga pasokan gas hingga dua kali lipat ditentang Ukraina. Perdana Menteri sementara Ukraina Arseniy Yatsenyuk menilai kenaikan harga dari Moskow merupakan sebuah bentuk agresi ekonomi.
Menurut Yatsenyuk, Rusia sedang mencoba untuk menghukum pemimpin baru Ukraina setelah pemerintahan pro-Moskow terguling. "Tekanan politik tidak bisa diterima, dan kami tidak menerima harga US$500," kata Yatsenyuk kepada para menteri pada Sabtu (05/04) kemarin.
Yatsenyuk mengatakan, Rusia tidak mampu untuk merebut Ukraina dengan cara agresi militer. Sehingga sekarang Rusia menerapkan rencana untuk merebut Ukraina melalui agresi ekonomi.
Menteri Energi Yuriy Prodan mengatakan, Ukraina akan mencoba untuk bernegosiasi dalam perdagangan gas ini. Namun Prodan memperingatkan jika perundingan itu gagal maka warga Ukraina harus siap pasokan gasnya terhenti.
Menurut Prodan, pihaknya akan menempuh jalur hukum di pengadilan arbitrase Stockholm jika upaya-upaya menemui jalan buntu. "Kami tidak mencoba untuk melanggar kontrak tapi (kami ingin) aturan harga yang adil."
Sementara itu, Moscow mengatakan kenaikan harga disebabkan oleh kegagalan Kiev membayar tagihan-tagihannya. Perusahaan yang dikendalikan negara Rusia, Gazprom, mengatakan, utang Ukraina tercatat sebesar US$1,7 miliar.
Gazprom menaikkan harga gas ke Ukraina sebesar 81% menjadi US$485,5 dari US$ 268,50 untuk 1.000 meter kubik. Kenaikan terjadi di tengah ketegangan hubungan diplomatik setelah Moskow resmi mengambil Krimea dari Ukraina.
© Copyright 2024, All Rights Reserved