Kerugian dan kerusakan yang ditimbulkan oleh bencana erupsi Gunung Merapi baru selesai dihitung. Jumlah kerusakan dan kerugiannya mencapai Rp4,2 Triliun.
Angka ini merupakan hasil perhitungan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), yang bekerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), kementerian/lembaga dan pemerintah daerah.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho, dalam rilisnya, Minggu malam (16/01) menyebutkan. nilai kerusakan mencapai Rp1,138 triliun. Sedangkan nilai kerugian mencapai Rp 3,089 triliun. Persentasenya, kerusakan sebesar 27 persen dan kerugian sebesar 73 persen.
Adapun untuk kajian penilaian kebutuhan pasca bencana dan rencana aksi rehabilitasi dan rekonstruksi sedang dalam proses penyelesaian. "Diharapkan awal Februari dapat dituntaskan," ujar dia.
Sutopo menerangkan, nilai kerusakan paling besar dialami oleh sektor perumahan yang mencapai 39% dari total nilai kerusakan. Disusul oleh kerusakan sektor sumber daya air dan irigasi yang mencapai 13% dari total nilai kerusakan.
Adapun kerugian terbesar dialami sektor pertanian dengan nilai kerugian mencapai Rp1,326 triliun atau 43% dari total nilai kerugian. Disusul oleh kerugian sektor industri dan UMKM sebesar Rp382 miliar atau 12,4% dari nilai kerugian.
Secara keseluruhan sektor pertanian budidaya dan tanaman pangan tetap menjadi sektor yang paling terkena dampak dengan nilai total dampak Rp1,326 triliun yang merupakan 31,4% dari nilai total kerusakan dan kerugian.
“Sektor Perumahan senilai Rp512,6 miliar yang merupakan 13% dari nilai kerusakan dan kerugian serta sektor industri dan UMKM dengan nilai total dampak sebesar 415,4 miliar atau 11% dari total," ucap Sutopo.
© Copyright 2024, All Rights Reserved