Transparancy International Indonesia (TII) merilis hasil survei persepsi korupsi pada 2017. Sebanyak 1.200 responden dari kalangan pengusaha di 12 kota besar di Indonesia menjadi bagian dari survei tersebut.
Dalam survei, disebutkan Kota Bandung, Jawa Barat, menjadi kota tertinggi persentase suap di sektor industri.
"Persentase kota dengan nilai suap tertinggi adalah Bandung sebesar 10,8 persen biaya produksi dan kota terendah 1,8 persen dari biaya produksi adalah Makassar," kata Manajer Departemen Riset TII Wawan Suyatmiko di Hotel Le Meredian, Jakarta pada Rabu (22/11).
Wawan menjelaskan, angka tersebut diperoleh dari perhitungan rata-rata alokasi suap yang dibayar perusahaan kepada pelayan publik di daerah. "Kota dengan rerata alokasi suap besar memiliki potensi suap yang tinggi," kata Wawan.
Wawan menyebut perusahaan air minum, perbankan, dan kelistrikan, sebagai perusahaan yang paling tinggi potensi suapnya.
Selain itu, kata Wawan, TII menemukan sebesar 17 persen pelaku usaha mengaku pernah gagal dalam mendapatkan keuntungan karena pesaing memberikan suap. "Ini penting menjadi catatan kita bersama, artinya masih banyak perilaku suap. Kompetisi terjadi bukan karena kompetisi bersih tapi karena perilaku korupsi," kata Wawan.
Sebanyak 12 kota besar disurvei berkaitan dengan indeks persepsi korupsi. Kota-kota itu adalah Jakarta Utara, Pontianak, Pekanbaru, Balikpapan, Banjarmasin, Padang, Manado, Surabaya, Semarang, Bandung, Makassar, dan Medan. Dari 12 kota, Jakarta Utara menjadi kota paling bersih dengan IPK 73,9, dan Medan menjadi yang paling korup dengan IPK 37,4. Rata-rata IPK mencapai 60,8.
Wawan menjelaskan pertimbangan untuk menunjuk 12 kota tersebut karena menjadi ibukota provinsi dan berkontribusi besar untuk pendapatan domestik bruto (PDB) nasional. Ke-12 kota ini juga dinilai mewakili tiga regional, Indonesia Barat, Tengah, dan Timur. "Dari 12 kota bisa menggambarkan indeks korupsi secara nasional," ujar Wawan.
Staf Ahli Kepala Badan Perencanaan Nasional Bidang Hubungan Kelembagaan, Diani Sadiawati, berharap survei ini menjadi pemicu perbaikan penanganan korupsi di daerah. "Kami harapkan jadi pemicu provinsi agar ada pergerakan untuk perbaikan," kata Diani.
Diani menyatakan bakal berkoordinasi dengan TII untuk menyusun rekomendasi pencegahan korupsi di daerah. Sebab, survei yang dilakukan dari perspektif pengusaha. "Seperti yang terjadi di Bandung, kita lihat dalam survei ini pengusaha, tapi dari sisi pelayanan mereka membaik. Korelasi ini harus dibicarakan lagi," pungkas Diani.
© Copyright 2024, All Rights Reserved