Terhitung mulai hari ini, Jumat (01/11), PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) resmi menjadi milik Indonesia 100 persen. Setelah 30 tahun, perusahaan yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Jepang itu, kini dikuasai sepenuhnya oleh pemerintah Indonesia. Ini sejarah baru, karena baru pertama Indonesia merebut saham yang dikelola joint venture dengan perusahaan asing.
Kepastian bahwa PT Inalum telah berpindah tangan ke pemerintah, disampaikan oleh Menteri Perindustrian MS Hidayat. “Betul, menjadi milik Indonesia per hari ini," ujar Hidayat kepada pers, Jumat (01/11).
Dengan kembalinya Inalum ke pangkuan pemerintah Indonesia, maka pasokan bahan baku alumunium di dalam negeri terjamin dengan baik. Sebab pasokan produksi Inalum yang selama ini dikirim ke Jepang sebesar 70 persen akan dialihkan ke dalam negeri.
Namun Hidayat menegaskan, pengambil alihan Inalum tersebut belum tuntas, karena belum tercapai kesepakatan harga antara pemerintah Indonesia dengan Jepang. Alhasil, demi mendapatkan titik temu, proses negosiasi akan di serahkan ke Arbitrase. “Harganya ditentukan melalui arbitrase," tegas dia.
Pekan lalu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan mengatakan, pengambil alihan PT Inalum tersebut merupakan sejarah baru, karena baru pertama kali Indonesia merebut saham yang dikelola secara patungan dengan Jepang.
“Belum ada dalam sejarah Republik Indonesia, perusahaan joint venture (perusahaan patungan-red) 100 persen menjadi milik Indonesia. Dan ini terjadi di masa pemerintahan Presiden SBY. Kita harus mencatat hal ini," sebut Dahlan.
Jepang kata Dahlan, sebenarnya masih sangat ngotot untuk memperpanjang kontrak yang akan berakhir akhir bulan Oktober 2013, namun Indonesia berminat mengambil saham Inalum 100 persen. “Memang ada isu yang berkembang, terutama yang tidak suka kepada Pak SBY, bahwa jika nanti dipegang Indonesia, pabrik ini akan gagal. Baik mendapat bahan baku, maupun menjual produk Inalum," ujar Dahlan.
Namun, tambah dia, kekhawatiran itu tidak perlu terjadi, sebab pihak manajemen Indonesia sudah memiliki strategi yang jitu. “Itu tidak perlu dikhawatirkan, karena manajemen sekarang sudah ada strategi, termasuk kontrak penjualan produk semuanya sudah ada pembelinya," ujar dia.
Sekedar informasi, berdasarkan hasil audit yang dilakukan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), nilai aset PT Inalum per 31 Maret 2013 sebesar US$453 juta. Akan tetapi, proyeksi aset Inlaum per tanggal 31 oktober 2013, yang ditaksir BPKP diatas itu, yakni US$558 juta.
Nilai proyeksi ini didasarkan bahwa selama 7 bulan, sejak dilakukannya audit telah terjadi peningkatan nilai aset karena aktivitas bisnis yang berkembang, dan hal lainnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved