Koordinator Forum Masyarakat Madani (Formasi), Ahmad Syaripudin, mengatakan, insiden pengawalan sensasional Utusan Khusus Presiden Bidang Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad dengan kendaraan dinas bernomor RI 36 melukai hari dan menunjukkan ketidaksensitifan perasaan rakyat.
"Aksi arogan di jalan raya ini memantik amarah publik dan dinilai sebagai cerminan buruk perilaku sejumlah public figure," Ahmad Syaripudin, Senin (13/1/2025).
Menurut Ahmad, tindakan tersebut tidak hanya mencoreng citra selebritas tapi juga memperburuk kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
"Ini adalah contoh nyata bagaimana selebritis seperti Raffi Ahmad yang memiliki privilese khusus malah menyalahgunakan kepercayaan publik. Pengawalan dengan kendaraan dinas RI 36 menunjukkan arogansi yang melukai rasa keadilan rakyat," kata Ahmad.
Ahmad menyoroti bukan kali ini saja Raffi Ahmad menjadi sorotan publik. Sebelumnya, dia pernah terlibat dalam kasus penyalahgunaan narkoba.
Selain itu, kekayaan fantastis Raffi dalam beberapa tahun terakhir juga mengundang tanda tanya besar, Dia terseret dalam beberapa kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).
“Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir, Raffi Ahmad berhasil membentuk lebih dari belasan perusahaan. Ini menimbulkan kecurigaan, dari mana sumber kekayaannya? Apakah ini hasil kerja keras atau ada praktik tidak sehat seperti dugaan pencucian uang? Kejaksaan Agung, KPK, dan Kapolri harus segera mengusut hal ini,” kata Ahmad mendesak aparat hukum bergerak.
Apalagi, kata Ahmad, Raffi masih belum melengkapi daftar aset Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) yang diserahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Padahal dirinya telah menjadi pejabat publik sejak Oktober 2024 lalu.
Selain itu, Formasi juga menyoroti bahwa Raffi Ahmad yang memiliki jabatan mentereng di pemerintahan sebagai Utusan khusus Presiden Prabowo Subianto semakin menimbulkan keresahan di masyarakat.
“Bagaimana mungkin seorang selebritas yang sering menuai kontroversi dipercaya mengemban posisi strategis? Ini tidak hanya memperburuk citra pemerintahan, tetapi juga menunjukkan ketidaksensitifan terhadap hati rakyat,” kata Ahmad.
Menurut Ahmad, pengangkatan Raffi Ahmad ke jadi pejabat negara semakin mencoreng citra pemerintahan yang belum genap bekerja 100 hari. Langkah ini adalah kesalahan fatal yang merugikan kredibilitas pemerintah di mata masyarakat.
Formasi menyerukan agar pemerintah lebih selektif dalam menunjuk individu yang akan diberikan peran dalam pemerintahan.
"Jangan sampai keputusan ini menciptakan kesan bahwa pemerintah lebih mengutamakan popularitas dibandingkan integritas. Presiden harus segera mengevaluasi keputusan ini demi menjaga stabilitas politik dan kepercayaan rakyat," kata Ahmad.
Insiden ini diharapkan menjadi pelajaran bagi semua pihak. Terutama pemerintah, untuk tidak mengabaikan kepentingan rakyat demi segelintir elite.
"Rakyat sudah cukup muak dengan perilaku arogan yang mencederai keadilan sosial. Pemerintah harus hadir memberikan contoh, bukan malah memperburuk keadaan, pejabat seperti Raffi Ahmad harus tahu diri, dia harus bertanggung jawab bukan hanya sekadar mengakui itu mobilnya, tapi harus mundur sebagai bentuk tanggung jawabnya" pungkas Ahmad. []
© Copyright 2025, All Rights Reserved