Keinginan Israel untuk berdialog dengan pemerintah Indonesia dan Malaysia bertepuk sebelah tangan. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak berniat menyambut undangan pemerintahan Perdana Menteri Ehud Olmert tersebut. Apalagi jika negeri Zionis itu tak menghentikan agresinya ke Lebanon dan Palestina.
Hal itu diungkapkan Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi. ”Selama Israel tidak menghentikan serangannya, tidak mungkin menggelar pertemuan,” tegas Sudi. Kalaupun Israel menghentikan serangan, tidak secara otomatis pula Indonesia menerima Israel. Banyak pertimbangan yang harus dilakukan.
Secara resmi memang belum ada surat permohonan dari pemerintah Israel untuk bertemu SBY. "Kami tahu dari koran-koran di Malaysia dan Singapura," katanya di Hotel Shangri-La Singapura sebelum bertolak ke tanah air bersama rombongan SBY kemarin pagi.
Dalam berita itu, Duta Besar (Dubes) Israel untuk Singapura Ilan Ben-Dov menyatakan bahwa pemerintahnya ingin berdialog dengan Indonesia serta Malaysia. Israel meminta pertemuan diadakan di Singapura. Sebab, Indonesia dan Malaysia adalah sponsor utama sidang darurat Organisasi Konferensi Islam (OKI) di Kuala Lumpur, 3 Agustus lalu.
Salah satu hasil OKI adalah meminta agar PBB menghentikan perang antara Israel dan Lebanon. Israel berniat memberikan penjelasan versi mereka kepada Indonesia dan Malaysia tentang kondisi di Israel-Lebanon. Diharapkan, Indonesia dan Malaysia sebagai negara yang paling berpengaruh dalam sidang OKI mempunyai perspektif lain terhadap Israel.
Juru Bicara Departemen Luar Negeri Desra Percaya menambahkan, tidak akan ada gunanya berdialog dengan Israel dalam situasi sekarang. Sebab, di mata Indonesia, kata dia, Israel tidak mempunyai iktikad menghentikan agresi militer serta pembunuhan terhadap rakyat sipil.
Karena itu, jelas dia, Indonesia sama sekali tidak berpikir untuk berdialog dengan Israel. "Mereka harus beriktikad menghentikan perang lebih dulu," ujarnya.
Dan, seandainya dialog diadakan, arahnya juga harus jelas. Yakni, mengarah pada kemerdekaan Palestina dan pengembalian tanah Arab yang diduduki Israel. "Selain mengarah ke sana, rasanya sulit berdialog dengan mereka," ungkap Desra.
Sementara itu, Juru Bicara Kepresidenan Bidang Luar Negeri Dino Patti Djalal menjelaskan, Presiden SBY dalam pertemuan dengan PM Singapura Lee Hsien Loong meminta agar Singapura menyiapkan pasukan perdamaian seperti yang dilakukan Indonesia, Malaysia, serta Brunei Darussalam. "Kepada PM Singapura, Presiden memberi {brifing} mengenai hasil-hasil sidang darurat OKI di Kuala Lumpur lalu," jelasnya.
"Sementara ini Singapura belum memberikan sinyal untuk menyiapkan pasukan perdamaian," ungkap Dino.
Hanya, untuk wacana gencatan senjata Israel-Lebanon, kata dia, Singapura bersikap sama. "Mereka sepakat harus ada gencatan senjata di Timur Tengah. Baru sebatas itu," tegasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved