Walikota Bandung Ridwan Kamil (Emil) memutuskan untuk tidak maju dalam Pilkada DKI Jakarta tahun 2017 mendatang. Ternyata, banyak pihak yang membujuknya agar tidak bertarung melawan petahana Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Salah satunya, adalah PDIP, yang sejak awal berniat untuk mengusung Ahok kembali maju sebagai Gubernur. Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto bahkan mengaku pernah menermui Emil dan merayunya agar tidak maju di Pilkada DKI. Hal itu diungkapkan Hasto dalam acara "Pelatihan Manager Kampanye Pilkada Serentak Tahun 2017" di Kantor DPP PDIP, Lenteng Agung, Jakarta, Selasa (05/04).
"Pada tanggal 23 Februari 2016 menemui Pak Ridwan Kamil dengan ditemani Pak Andreas Perreira (Ketua DPP PDIP) di Bandung, merayu Pak Ridwan Kamil agar tidak maju di Pilkada DKI Jakarta," ujar Hasto.
Hasto mengatakan, hal itu dilakukannya sebab saat Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri merayakan ulang tahun tanggal 23 Januari 2016 di Sentul, Bogor, Mega memberikan potongan tumpeng pertamanya untuk Ahok.
Sikap Mega itu diartikan oleh seluruh kader PDIP bahwa ketua umumnya mendukung Ahok dan wakilnya saat ini yang juga kader PDIP, Djarot Saiful Hidayat untuk kembali diusung pada Pilkada DKI tahun depan. Namun, ternyata Ahok malah memilih maju melalui jalur independen.
"Pilihan alternatifnya tadinya Pak Ahok, tapi ternyata Pak Ahok memilih jalur perseorangan. Tapi tetap menghormati pilihan Pak Ahok dengan perintah ibu ketua umum dengan mendukung penuh jalannya pemerintahan Ahok-Djarot hingga selesai 2017," ujar Hasto.
Ditambahkan Hasto, sikap Megawati tersebut harus dicontoh oleh seluruh kader PDIP. Sebab, yang ditujukan Megawati tersebut adalah kedewasaan politik yang menghargai pilihan politik orang lain.
"Bu Mega tetap berkomitmen pemerintahan Ahok-Djarot berjalan dengan sebaik-baiknya, ini kedewasaan politik yang diterapkan Bu Mega," tandas Hasto.
© Copyright 2024, All Rights Reserved