Meski merespon positif keinginan Ketua Umum Partai Demokrat) Susilo Bambang Yudhoyono untuk berkomunikasi dengan Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri, PDIP menilai, pertemuan kedua ketua umum partai itu bukanlah hal yang mendesak.
Setidaknya demikian pernyataan yang disampaikan Sekjen DPP PDIP Tjahjo Kumolo, kepada pers di Jakarta, Senin (28/04), menanggapi ajakan SBY untuk bertemu Mega membicarakan Pilpres.
Tjahjo mengatakan, sebenarnya tidak ada masalah antara ketua umum partainya dengan SBY. Tjahjo menegaskan bahwa Mega juga tidak pernah menyerang SBY secara personal.
Atas alasan itu, Tjahjo menilai pertemuan itu tidak perlu dipaksakan. “Apa harus mendesak? Kan tidak. Pak SBY dan Ibu Mega juga masih sibuk persiapan Pilpres 2014. Dan yang saya pahami Ibu Mega merasa tidak ada masalah dengan Pak SBY,” ujar Tjahjo.
Tjahjo menambahkan, untuk berkomunikasi dengan PDIP juga tidak harus selalu bertemu Mega secara langsung. Sebab, Mega juga melakukan pengkaderan untuk memberi kesempatan kepada kader-kader PDIP yang lebih muda untuk tampil. Misalnya Jokowi, Puan Maharani atau Tjahjo sendiri.
Tjahjo menilai, selama ini komunikasi PDIP dengan Partai Demokrat pimpinan SBY juga berjalan kosntruktif. Meski PDIP selama ini berada di luar pemerintahan, namun tetap bisa berkomunikasi secara baik dengan Demokrat yang berada di pemerintahan.
Tjahjo justru kaget ketika ajakan SBY itu disampaikan melalui kanal YouTube. Dugaan Tjahjo, SBY justru tidak mendapat informasi dari kader Demokrat tentang komunikasi yang selama ini terjalin dengan PDIP.
“Barangkali terhadap hal-hal konstruktif yang sudah terjalin antara PDIP dan Demokrat, oleh kader Demokrat belum sempat dilaporkan ke Pak SBY. Akibatnya, Pak SBY masih merasa bahwa komunikasi antara kedua partai belum berjalan baik sehingga sampai harus menyampaikan melalui YouTube,” ujar dia.
Meski demikian, Tjahjo tidak menampik bahwa tawaran komunikasi dari SBY tersebut memang mengarah pada kerjasama di Pemilihan Presiden. Hamya saja, Tjahjo mengatakan bahwa sampai saat ini Demokrat masih menjalani proses konvensi untuk memilih kandidat yang akan diusungnya.
“Mengingat PDIP sudah menetapkan Pak Jokowi sebagai capres, tentu saja kerjasama menjadi terkendala ketika Demokrat memiliki capres sendiri. Hampir semua peserta konvensi Demokrat menyatakan bahwa mereka ikut konvensi untuk menjadi Capres,” tandas Tjahjo.
© Copyright 2024, All Rights Reserved