Seluruh investor pariwisata dalam berbagai bidang di Jakarta dikumpulkan dan bertemu dalam acara "Hospitality Investment World (HIW) Indonesia 2014". HIW 2014 diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Terrapin Singapura mengangkat tema "Meet Indonesias Leading Hospitality Owners, Operators, and Investors."
Seluruh investor pariwisata dalam berbagai bidang di Jakarta dikumpulkan dan bertemu dalam acara "Hospitality Investment World (HIW) Indonesia 2014". HIW 2014 diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Terrapin Singapura mengangkat tema "Meet Indonesias Leading Hospitality Owners, Operators, and Investors."
Direktur Jenderal Pengembangan Destinasi Pariwisata Kemenparekraf Firmansyah Rahim mengatakan, kegiatan HIW 2014 diharapkan akan menjadi forum yang akan mempertemukan pemilik hotel lokal dan internasional, operator dan "service management hotel".
"Ini penting untuk membahas strategi meningkatkan pertumbuhan pariwisata dan perhotelan di Indonesia," kata Firmansyah Rahim di Jakarta, Senin (28/04).
Menurut Firmansyah, Indonesia menjadi negara tujuan investasi pariwisata paling menarik bagi investor karena kinerja pariwisata Indonesia belakangan ini terus meningkat.
"Di samping itu, daya saing Indonesia semakin kuat, serta persepsi positif dunia internasional terhadap Indonesia semakin membaik," kata Firmansyah.
"The World Travel & Tourism Council" (WTTC) menyebutkan peran pariwisata semakin signifikan dalam perekonomian global. Tahun 2013, pasar pariwisata dunia sudah mencapai US$7 triliun. Sedangkan pada 2014 diperkirakan pertumbuhannya bisa mencapai 4,2%.
Firmansyah mengatakan, Indonesia dinilai sebagai negara yang berhasil memanfaatkan momentum itu. Sehingga dalam kelompok G-20 Indonesia termasuk salah satu negara dengan pertumbuhan pariwisata tinggi.
"WTTC memperkirakan tahun 2014 ini Indonesia berpeluang mencapai pertumbuhan kunjungan wisman 14,2% dan wisnus 6,3%. Kontribusi sektor pariwisata terhadap perekonomian diperkirakan bisa mencapai 8,1%," kata Firmansyah.
Pihaknya mencatat menguatnya daya saing pariwisata Indonesia juga menarik para investor. Data "The Travel and Tourism Competitiveness Index" yang dilansir World Economic Forum (WEF) 2013 menyebutkan daya saing pariwisata Indonesia mampu naik empat peringkat.
"Bila tahun 2012 berada di peringkat 74, pada 2013 berada di peringkat 70 dengan keunggulan daya saing dalam harga, sumber daya alam, maupun prioritas kebijakan pariwisata," kata Firmansyah.
Hingga Kuartal I 2014 (Maret 2014), nilai realisasi investasi pariwisata telah mencapai angka US$130,13 juta, dengan PMA sebesar US$117,24 juta dan PMDN sebesar US$12,86 juta. Apabila dibandingkan dengan nilai realisasi investasi pariwisata pada Kuartal I tahun 2013 (sebesar US$36,51 Juta) berarti mengalami peningkatan sebesar 256,43%.
© Copyright 2024, All Rights Reserved