Presiden Susilo Bambang Yudhyono menyatakan, Indonesia siap memperkuat kemitraan global untuk menjaga kenaikan suhu di bawah 2 derajat Celcius.
“Indonesia telah secara sukarela berkomitmen untuk mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 26% pada tahun 2020. Target itu akan naik menjadi 41% dengan dukungan internasional,” kata SBY dalam pandangannya pada Pleno I KTT Iklim PBB 2014, di Markas Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), New York, Amerika Serikat, Selasa pagi (23/09) waktu setempat atau malam di Indonesia.
SBY menyebutkan langkah pertama dari empat langkah strategis yang ditempuh Pemerintah Indonesia. Yakni menempatkan moratorium izin baru pada hutan primer dan lahan gambut sejak Mei 2011
SBY mengatakan, Indonesia tegas-tegas memerangi deforestasi dan degradasi lahan. Untuk tujuan ini, SBY telah antara lain mendirikan Badan Pengelola Pengurangan Emisi dari Deforestasi dan Degradasi (REDD +) yang bertugas meningkatkan tata kelola hutan.
"Saya senang untuk menyebutkan bahwa dengan kerja sama yang erat dengan Pemerintah Norwegia kami dapat mengurangai emisi dan peningkatan kesejahteraan sekaligus bagi masyarakat lokal di daerah hutan dan lahan gambut kami," kata SBY.
Ketiga, Indonesia sedang mempelajari potensi ekosistem karbon biru sebagai penyerap karbon. Hal ini bisa mendukung upaya global untuk menjaga kenaikan suhu di bawah 2 derajat Celcius. Dan keempat, Indonesia telah menandatangani surat penerimaan dari Amandemen Doha untuk Protokol Kyoto.
"Akhirnya, Indonesia siap untuk memperkuat kerja sama dengan mitra kami di tingkat bilateral dan regional. Kemitraan adalah suatu keharusan," kata Presiden SBY.
Pembukaan KTT Iklim PBB 2014 ini dilakukan oleh Sekjen PBB Ban Ki-moon. Mantan Wakil Presiden AS Al Gore, Walikota New York Bill de Blasio, artis Li Bingbing dan Leonardo diCaprio turut menyampaikan pandangannya. Dua nama terakhir berbicara dalam kapasitas masing-masing sebagai duta besar iklim dan lingkungan.
© Copyright 2024, All Rights Reserved