Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memberikan perhatian khusus terhadap nasib seorang ABK asal Tegal, Jawa Tengah, Faozi bin Tolib, 37, yang meninggal dunia saat tengah berlayar di wilayah Uruguay, Minggu (15/05). Pihak keluarga meminta bantuan pemerintah, agar jenazah bisa dipulangkan ke Tanah Air.
Pasalnya, ada kabar, jenazah Faozi akan dilarung di laut Uruguay oleh perusahaan kapal penangkap ikan asal Tiongkok yang mempekerjakannya. Pihak keluarga Faozi telah menerima surat dari perusahaan yang mempekerjakan Faozi terkait rencana it. Alasannnya, mereka kesulitan jika harus memulangkan jenazah Faoji ke Indonesia. Pemulangan jenazah bakal sulit dan membutuhkan waktu yang lama.
Tak terima atas kebijakan itu, keluarga faozi mengaku kepada Kementerian Luar Negeri. Kemenlu pun bergerak cepat untuk mengupayakan membatalkan rencana itu. Alhasil, jenazah Faozi tak jadi dibuang ke laut.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi memastikan, jenazah Faozi tidak jadi dilarung di laut Uruguay. Dikatakannya, sejak menerima informasi mengenai meninggalnya ABK Indonesia yang sedang ada di Kapal Guo Ji 902 itu, Kemenlu telah memberikan penugasan khusus kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Buenos Aires di Argentina dan KBRI Beijing.
"Kami meminta KBRI Buenos Aires, membawahi Uruguay, agar dapat memantau kedatangan kapal Guoji 902 di Uruguay dan berkoordinasi dengan instansi setempat untuk proses autopsi dan pemulangan jenazah. Selain itu, kami juga meminta KBRI Beijing agar segera mengontak agen di Tiongkok dan berkoordinasi langsung untuk mencegah jenazah dilarung di laut," ujar Retno kepada politikindonesia.com, di Jakarta, Rabu (25/05).
Dikatakan Retno, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan perusahaan kapal yang berkantor di Tiongkok untuk meminta agen atas nama Tedy agar segera mengubungi agen pusat di Tiongkok untuk tidak melarung jenazah.
Dikatakan Menlu, Tedy telah menyampaikan bahwa ia telah mengirimkan surat keberatan keluarga ke agen di Tiongkok dan meminta agar jenazah dipulangkan sesuai dengan keinginan keluarga.
"Dalam laporan pihak keluarga kepada kami di Kemenlu diperoleh informasi bahwa pihak agen dan Kapten kapal merencanakan untuk melarung jenazah almarhum Faozi. Alasan agen adalah karena proses pemulangan jenazah sulit dan memakan waktu berbulan-bulan. Keluarga menolak keras hal ini dan minta bantuan Kemenlu untuk dapat membantu pemulangan jenazah Faozi ke Indonesia," ujar Perempuan kelahiran Semarang, Jawa Tengah, 27 November 1962.
Kepada Elva Setyaningrum, pemegang gelar pascasarjana Hukum Uni Eropa di Haagse Hogeschool Belanda ini membeberkan upaya Kemenlu memulangkan jenazah Faozi. Mantan Duta Besar Indonesia untuk Belanda itu juga menjelaskan tentang fenomena TKI yang terseret paham radikal dan terlibat ISIS. Berikut wawancaranya.
Bagaimana perkembangan upaya pemulangan jenazah ABK yang meninggal di atas kapal di Uruguay tersebut?
Sejak menerima informasi awal tentang persoalan ini, kita telah melakukan koordinasi. Perwakilan kita di Buenos Aires dan Beijing langsung bertindak.
Pihak KBRI di Beijing telah menghubungi perusahaan tempat almarhum bekerja dan menyampaikan permintaan keluarga agar jenazah Faozi tidak dilarung di laut.
KBRI Buenos Aires (Argentina) yang menaungi wilayah Uruguay juga langsung bergerak dan menghubungi pihak perusahaan tempat Faozi bekerja serta memantau kedatangan kapal Guoji 902 di Uruguay dan berkoordinasi dengan instansi setempat untuk proses autopsi dan pemulangan jenazah.
Kita sudah mendapat mendapatkan kesanggupan dari pihak perusahaan untuk segera memulangkan jenazah Faozi kepada keluarganya di Tegal.
Lantas, bagaimana proses pemulangannya?
Saat ini, proses pemulangannya terus berjalan. Ini tidak bisa dilakukan sembarangan. Ada sejumlah tata cara dan prosedur yang tetap harus dipatuhi. Tatanan cara itu, sangat baku untuk memastikan korban mendapat proteksi atas hak-haknya.
Lalu, kapan perkiraan jenazah Faozi akan tiba di Indonesia?
Saat ini, kami masih menunggu kapan Kapal Guoji 902 merapat ke Uruguay dan seterusnya. Kami juga pelajari hitung-hitungan pelayaran kapal itu. Hingga saat ini, berdasar informasi kapal masih berada di laut lepas. Nanti kalau sudah sampai atau ada perkembangan, kami akan update kembali secepatnya.
Bagaimana dengan hak-hak Faozi sebagai TKI?
Kami akan mengupayakan pemenuhan hak-hak Faozi. Karena dalam hal menangani kejadian seperti ini, Kemenlu sudah memiliki satu protap yang sangat baku untuk melakukan proteksi dan juga untuk memperjuangkan hak-haknya.
Tentunya, termasuk dalam kondisi yang bersangkutan meninggal dunia, seperti pemulangan jenazah ke Indonesia yang sudah diatur oleh teman-teman perlindungan kewarganegaraan Indonesia.
Diluar soal Faozi, sejumlah TKI di Korsel diduga terlibat ISIS, apa komentar Anda?
Kami tengah menelusuri lebih jauh dugaan tersebut. Sebenarnya, ada beberapa kasus WNI di luar negeri yang diduga terlibat dengan ISIS. Tak hanya di Korsel. Kasus-kasus itu harus didalami lebih lanjut dan sedang kami tangani.
Ada kasus yang setelah kita dalami, ternyata yang bersangkutan tidak by intention melakukan dan memasang gambar dan sebagainya. Jadi garis besarnya seperti itu. Walaupun banyak kasus WNI diduga terkait ISIS, namun yang terkait dengan TKI, baru di Korsel. Ini yang pertama kali.
Apa alasan ada, bahwa ini kasus yang pertama?
Kami memiliki perwakilan di luar negeri yang selalu berkomunikasi dengan WNI. Ini dilakukan agar tidak ada WNI yang terjebak pada aliran-aliran ekstrim. Jadi tugas perwakilan kita di luar negeri melakukan engagement tentang bahaya paham ekstrimisme, terutama di wilayah dimana terdapat konsentrasi WNI yang cukup banyak.
© Copyright 2024, All Rights Reserved