Selama semester I 2012 realisasi kredit PT Bank Negara Indonesia (BNI) tumbuh 17,4 persen dibanding periode sebelumnya. BNI berhasil menyalurkan kredit sebesar Rp179,4 triliun naik dibandingkan tahun lalu sebesar Rp152,9 triliun. Peningkatan ini terutama didukung pertumbuhan kredit konsumer sebesar 30,7 persen.
Kepada pers di Jakarta, Dirut BNI Gatot M Suwondo mengatakan selain kredit konsumer, kredit yang meningkat adalah pembiayaan syariah yang tumbuh 29,4 persen dan pinjaman segmen menengah yang naik 21,6 persen.
“Sementara komposisi pinjaman dari bisnis banking mencapai 71 persen, konsumer dan ritel 21,6 persen dan sisanya dari cabang luar negeri 4,0 persen dan anak perusahaan 3,3 persen,” ujar dia, Senin (30/07).
Khusus untuk kredit konsumer, peningkatan pinjaman yang mencapai 30,7 persen dimotori oleh pertumbuhan kredit BNI Griya yang naik 46,7 persen pada semester I 2012 sebesar Rp21,6 triliun.
Selain itu pertumbuhan nilai transaksi pemakaian kartu kredit mencatat kenaikan pinjaman sebesar Rp4,61 triliun pada semester I 2012 atau naik 30,1 persen dibanding semester I 2011 yang hanya bernilai Rp3,54 triliun.
Kualitas kredit BNI menunjukan ke arah positif dengan menurunnya rasio NPL-Gross dari 4,0 persen menjadi 3,4 persen sedangkan Nett-NPL berada di posisi stabil 0,7 persen. Sedangkan coverage ratio naik dari level 120,5 persen yang naik menjadi 120,7 persen.
Dikatakan Gatot, sampai semester I 2012, BNI membukukan kenaikan laba bersih sebesar 20,4 persen dari Rp2,73 triliun menjadi Rp3,29 triliun. Pencapaian laba bersih tersebut diikuti pula dengan kenaikan laba bersih per saham sebesar 20,5 persen dari Rp146 menjadi Rp176.
Kenaikan laba bersih ini didukung kenaikan pendapatan bunga bersih yang tumbuh 18,7 persen dari Rp6,09 triliun menjadi Rp7,23 triliun. Pendapatan non bunga juga tumbuh 1,1 persen dari Rp3,69 triliun menjadi Rp3,73 triliun.
© Copyright 2024, All Rights Reserved