Hingga kini, Indonesia makin kronis saja mengidapkan penyakit ekonomi, sosial, politik, bahkan moral. Puluhan juta pengangguran, puluhan juta rakyat melarat. Kemampuan negara untuk membayar utang-utang luar negeri hampir tidak ada---hanya bisa dicicil dengan cara menambah utang baru. Defisit anggaran sudah meningkat hingga sampai pada ketidakkemampuan membiayai roda pemerintahan secara normal. Sementara politik ekonomi dan keuangan amburadul. Bahaya akan ancaman disintegrasi bangsa kian mencuat kepermukaan.
Seburuk itukah citra pemerintahan Megawati Soekarnoputri? Tentu tidak. Tetapi, setidaknya dengan naiknya beragam harga-harga yang ditetapkan oleh pemerintah (BBM,Tarif Listrik,Tarif Telepon) rakyat menjadi kian terjepit. Kita bukan mau mengulang-ulanginya di sini secara meluas dan mendalam.
Disisi lain, krisis bahaya disintegrasi sudah dimulai di Aceh dan telah menjalar ke Irian Jaya, Ambon, Kalimantan. Bisa jadi akan menjalar ke Bali, Riau karena ketidakpuasan atas pelaksanaan otonomi daerah oleh pemerintah pusat.
Karena itu, dalam konteks realitas Indonesia saat ini, janganlah terlampau menggantungkan harapan bahwa Megawati Soekarnoputri dan kabinetnya akan mampu menyelesaikan seluruh persoalan-persoalan tadi. Bahkan, kabar terakhir yang diterima rakyat, kabinet Megawati menjadi pecah akibat kepentingan para menterinya membela konglomerat yang telah merampok uang rakyat.
Apa yang bisa kita (rakyat) kebanyakan lakukan untuk membantu Mega? Hampir-hampir tidak ada, karena untuk membantu kehidupan keluarga sendiri saja sudah kian susah. Ini paling berat karena merupakan tugas yang hampir-hampir mustahil.
Bila dalam minggu-minggu mendatang muncul aksi-aksi demo mahasiswa dan para pemuda soal BBM, Listrik, KKN itru merupakan sebuah bentuk perjuangan yang sungguh tradisionil. Sebab merekalah yang secara langsung merasakan akibat buruknya kebijakan ekonomi dan politik yang diambil pemerintah. Masih adakah harapan untuk menjadi lebih baik dari kondisi saat ini? Tentu masih. Optimisme memang sudah seharusnya menjadi modal rakyat. Dan hanya rasa yang satu inilah yang bisa menghibur bangsa ini.
© Copyright 2024, All Rights Reserved