Jelang perhelatan Pemilu 2014, partai politik dan figurnya semakin sering jadi target serangan politik dengan isu yang mendiskreditkan. Hal serupa juga dialami Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) dengan calon presidennya, Prabowo Subianto.
Beredar kabar melalui pesan berantai di kalangan media bahwa Gerindra dan Prabowo menerapkan aturan dan syarat tertentu kepada media jika ingin melakukan wawancara. Pesan yang disebarkan pihak yang mengaku dari "Prabowo Media Center" tersebut cukup mengejutkan kalangan wartawan.
Betapa tidak, dalam surat yang beredar itu, media yang ingin mewawancarai Prabowo harus mengajukan daftar pertanyaan terlebih dahulu. Syarat selanjutnya, membuat kesepakatan bersama tentang daftar pertanyaan yang boleh ditanyakan dan tidak boleh ditanyakan. Beberapa pertanyaan yang tidak boleh ditanyakan antara lain soal HAM (Hak Asasi Manusia) dan kasus penculikan serta soal kehidupan pribadi dan keluarga serta soal survei.
Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Partai Gerindra, Rachel Maryam langsung bereaksi menanggapi kabar ini. Kepada Elva Setyaningrum dari politikindonesia.com di Jakarta, Senin (17/03), anggota Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) tegas membantah Gerindra melakukan hal semacam itu.
Perempuan kelahiran Bandung, Jawa Barat, 20 April 1980 ini mengatakan, kabar tersebut hanyalah bentuk black campaign (kampanye hitam) dari pihak lain yang mencoba mendiskreditkan Gerindra dan tokoh Capresnya.
Lulusan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung (NHI) jurusan Manajemen Tata Hidang ini yakin, politik dengan cara-cara kotor semacam itu tidak akan mempengaruhi Gerindra. Masyarakat apalagi kalangan media sudah cerdas dan dapat memilah mana info yang benar dan mana yang fitnah. Berikut petikan wawancaranya.
Apa tanggapan Anda soal isu Gerindra menerapkan wawancara bersyarat?
Saya merasa ada pihak-pihak yang ingin menjatuhkan Prabowo dengan menyebar isu terkait persyaratan media untuk melakukan wawancara.Selama ini, tak ada persyaratan sama sekali untuk melakukan wawancara, baik dengan elit Gerindra ataupun capres kami.
Sepanjang pengetahuan saya, sejak pertama kali Gerindra didirikan hingga saat ini, tidak ada yang namanya lembaga Prabowo Media Center. Selama ini yang ada hanya Gerindra Media Center (GMC) yang didirikan sejak Pemilu lalu.
Gerindra Media Center pun tidak pernah memberikan arahan dengan syarat tertentu terhadap media yang ingin melakukan wawancara. Gerindra sangat menghormati kebebasan pers. Kami tidak pernah melarang dan memberikan arahan kepada media seperti itu, baik dari media center dan fraksi untuk mewawancarai Prabowo.
Jadi Anda juga sudah tahu tentang pesan berantai itu?
Dari informasi yang beredar luas menyebutkan, Prabowo Media Center mengeluarkan persyaratan khusus jika akan mewawancarai Capres Gerindra, Prabowo. Persyaratan khusus yang dikeluarkan itu disebar melalui pesan berantai.
Disebutkan, untuk mewawancarai Prabowo harus terlebih dahulu membuat kesepakatan bersama tentang daftar pertanyaan yang boleh ditanyakan dan tidak boleh ditanyakan. Isu itu juga menyebut larangan menanyakan soal HAM dan kasus penculikan dan lainnya.
Persyaratan selanjutnya, Gerindra harus diberi ruang untuk menyampaikan program partai seperti satu miliar satu desa, lembaga tabungan haji, kebocoran uang negara, investasi asing, sumber daya alam, Pemilu dan politik uang, serta korupsi dan penegakan hukum.
Bagaimana anda menilai isu wawancara bersyarat itu?
Saya yakin, ini adalah rumor yang sengaja dikembangkan untuk menjatuhkan Dewan Pembina Partai kami. Gerindra dan Prabowo sangat menghormati kemerdekaan pers. Tak mungkin sebagai sebuah partai politik kami menerapkan syarat-syarat seperti itu. Jika itu dilakukan kami akan dijauhi karena mengekang kebebasan pers.
Sepertinya ada pihak yang sengaja menciptakan isu agar Gerindra dan Prabowo dijauhi media. Apalagi, saat ini sudah memasuki masa Pemilu Legislatif (Pileg) dan sebentar lagi Pemilu Presiden (Pilpres). Dengan begitu, program-program serta visi misi Gerindra dan Prabowo dalam memimpin bangsa tidak tersampaikan kepada masyarakat.
Bicara Pemilu, persiapan apa yang dilakukan Gerindra?
Gerindra siap all out. Mesin partai kini bergerak untuk mensosialisasikan misi dan visi Gerindra kepada masyarakat. Kami yakin, dengan gagasan-gagasan pembangunan yang dikampanyekan Gerindra masyarakat akan tertarik.
Gerindra juga telah merilis beberapa lagu di Kantor GMC, Jakarta pada Kamis (13/03) lalu. Lagu-lagu tersebut yaitu berjudul Indonesia Jaya, Pilih Gerindra Pilih Prabowo, Prabowo Presidenku, Garuda Jaya, Prabowo Pasti Bisa, dan Prabowo!
Dalam pembuatan lagu tersebut, beberapa artis dan musisi ikut dilibatkan di antaranya Idris Sardi, Jamal Mirdad, Derry Drajat, Helmalia Putri dan Iis Sugianto.
Apa maksud dan tujuan pelirisan lagu-lagu tersebut?
Perilisan lagu-lagu yang bertema Gerindra dan Prabowo Subianto ini adalah bagian dari perjuangan Gerindra dalam menghadapi Pileg. Lagu-lagu tersebut dinilai bisa membangkitkan semangat seluruh kader dan simpatisan Gerindra dalam menyongsong Pileg.
Lagu-lagu ini menjadi media Gerindra bersosialisasi dengan masyarakat dalam bentuk karya seni. Jadi masyarakat dapat mengenal Gerindra dengan cara yang berbeda, lirik dalam lagu-lagu yang dirilis mengandung pesan mengenai perjuangan Gerindra untuk mewujudkan Indonesia Raya.
Misalnya dalam lagu Indonesia Jaya, kami mengajak masyarakat untuk menjaga nusa dan bangsa dengan turut berjuang bersama Gerindra dan Prabowo Subianto untuk dapat mewujudkan cita-cita kemenangan dalam Pileg dan Pilpres.
Anda sendiri kembali mencalonkan diri sebagai anggota DPR apa persiapan yang dilakukan?
Saya tidak merancang strategi macam-macam. Sebagai anggota DPR, mensosialisasikan diri kepada masyarakat itu tidak hanya menjelang Pemilu. Sejak saya terpilih sebagai anggota DPR, saya rutin membina hubungan baik dengan masyarakat di daerah pemilihan saya Jawa Barat II yang meliputi Kabupaten Bandung dan Kabupaten Bandung Selatan. Dengan rutin menemui masyarakat dapil, saya dapat menyerap aspirasi mereka, kebutuhan mereka dan apa keinginan mereka.
Saat berkunjung, saya juga sering menggelar acara bersifat seremonial seperti sunatan massal atau kejuaraan olahraga tingkat daerah. Kegiatan itu saya adakan untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Jadi saya punya ikatan batin dengan konstituen.
Makanya, jelang Pemilu ini saya hanya melanjutkan rutinitas berkunjung saja. Saya hanya mengandalkan ikatan batin dengan konstituen yang kerap saya kunjungi di dapil. Mereka tahu apa yang saya perbuat dan bagaimana saya memperjuangkan aspirasi mereka selama menjadi anggota DPR.
Saya percaya, konstituen saya setia mengantarkan saya kembali ke Senayan. Satu hal yang tidak saya harapkan, konstituen berpindah ke lain hati karena suaranya terbeli. Tapi, jika konstituen saya sudah tidak memberikan amanahnya, saya ikhlas. Berarti memang saya tidak bisa memperjuangkan aspirasi mereka lagi.
Jika anda terpilih kembali, apa yang ingin Anda lakukan?
Saya akan meneruskan perjuangan saya yang belum selesai sebagai seorang wakil rakyat. Saya ingin kembali duduk di Komisi VI DPR karena saya melihat isu-isu perempuan masih kurang mendapat perhatian.
Sebetulnya, kaum perempuan bukan ingin diprioritaskan, kami hanya ingin kesetaraan. Saat ini, kesetaraan itu belum benar-benar terwujud. Oleh karena itu masih harus menjadi perhatian di DPR.
Kesetaraan gender bukanlah ketika kaum perempuan bisa mengangkangi peran kaum laki-laki dalam berbagai bidang. Akan tetapi, kesetaraan gender adalah merubah budaya patriarki di Indonesia yang masih kuat.
Perempuan seharusnya diberikan tempat sesuai dengan kualitas yang dimilikinya. Saya sebagai perempuan tentunya memiliki kewajiban untuk membawa misi ini. Selain itu, saya juga ingin sekali membantu pedagang kecil dan industri kecil menengah, terutama di dapil saya.
Potensi UKM di 2 daerah itu cukup besar. Tapi selama ini kurang tergarap maksimal. Saat saat ini berada di Komisi VI, yang juga mencakup perdagangan, perindustrian, koperasi dan BUMN. Maka fungsi-fungsi saya pun berada di area itu. Hal itulah yang membuat saya merasa perlu maju lagi, karena saya ingin memberi dukungan itu terhadap warga di sana.
Apa pendapat Anda mengenai fenomena dukun politik untuk kesuksesan seorang Caleg?
Saya tidak percaya dengan dukun politik. Saya rasa, fenomena itu muncul karena adanya kesempatan dan peluang dalam perhelatan Pemilu. Banyak orang yang ingin memanfaatkan momentum tersebut demi meraup keuntungan pribadi. Salah satunya dengan menjadi dan mengaku dukun politik.
Apalagi zaman sekarang banyak orang yang ingin sukses dengan cara mudah. Saya percaya kalau banyak Caleg yang menempuh jalan pintas untuk bisa duduk di parlemen. Itu terjadi karena iman dan agama mereka sebagai pedoman tidak kuat.
Sebagai seorang muslim, saya memiliki 3 kunci kesuksesan dalam bergelut di dunia politik. Pertama, berikhtiar. Kedua, bersilaturahim kepada masyarakat dan ketiga berdoa agar mendapatkan hasil memuaskan dalam Pemilu.
Tentunya tanpa izin dari Allah SWT segala sesuatunya tidak akan terjadi. Karena semua keberhasilan itu ditentukan oleh diri sendiri, bukan orang lain, apalagi dukun.
© Copyright 2024, All Rights Reserved