PT Pupuk Kujang Cikampek (PKC), Karawang, Jawa Barat, tak berhasil mencapai target produksi pupuk tahun 2013. Sampai akhir tahun, produksi urea hanya mencapai 885.000 ton atau hanya terealisasi 91 persen dari target 970.000 ton. Untuk NPK, yang terealisasi hanya 148.000 ton atau 66 persen dari target 225.000 ton.
Sedangkan, pupuk organik hanya mampu tercapai 25.000 ton atau sekitar 63 persen dari target produksi 40.000 ton. Produksi amoniak mencapai 581.000 ton atau sekitar 91 persen dari target 638.000 ton. Target tersebut, merupakan standarisasi internal yang dibuat perusahaan.
Direktur Utama PT PKC, Bambang Tjahjono, mengatakan, kegagalan mencapai target ini terjadi karena banyak kendala yang harus dihadapi perusahaan BUMN tersebut. Salah satunya, masalah kerusakan mesin di dua pabrik urea yang ada.
“Meski demikian, PKC menjadi ketersediaan pupuk cukup aman. Bahkan, stoknya mencukupi untuk kebutuhan dua bulan ke depan," ujar Bambang, kemarin.
Menurut Bambang, tak terealisasinya targetan internal ini, disebabkan oleh kerusakan mesin di dua pabrik yang ada. Akibatnya, pabrik 1A harus berhenti produksi selama 82 hari. Sedangkan pabrik 1B harus off selama 30 hari. Sehingga, kedua pabrik itu mengalami down time dan tidak bisa memroduksi pupuk selama masa perawatan.
Bambang mengatakan, untuk mengantisipasi hal itu di tahun ini perseroan akan melakukan perbaikan mesin di kedua pabrik secara menyeluruh. Terutama, mesin di pabrik 1B yang kondisinya relatif masih baru.
“Selain itu, memonitor peralatan yang berpotensi tinggi mengalami kerusakan. Supaya, ke depannya mesin-mesin tersebut bisa secara prima memroduksi pupuk,” kata Bambang.
Terkait Bambang memastikan stok pupuk sampai saat ini masih cukup aman. Di gudang lini tiga atau gudang tingkat kabupaten, stok pupuk urea lebih dari 84.000 ton. Stok NPK sekitarr 7.157 ton. Sedangkan stok pupuk organik 5.783 ton.
"Jadi, petani tak perlu risau. Karena stok pupuk kami cukup melimpah," ujar Bambang.
© Copyright 2024, All Rights Reserved