Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan, terdapat 6 sasaran utama yang menjadi fokus dan prioritas untuk perekonomian dua tahun mendatang. Keenam sasaran utama perekonomian tersebut adalah pertama, pertumbuhan. Kedua, penciptaan lapangan pekerjaan, job creation. Ketiga, stabilitas harga, urusan inflasi. Keempat, tetap pada upaya terus menerus untuk mengurangi kemiskinan. Kelima dan keenam, ini menyangkut pangan dan energi.
“Pangan, apapun yang terjadi di dunia, perubahan iklim, kasus-kasus gagal panen dan penurunan produksi, pangan di negeri kita harus ada. Ini berarti suplai ada, harganya terjangkau. Demikian juga energi, suplainya ada, harganya pun juga kita terjangkau,“ kata Presiden SBY dalam retreat yang diselenggarakan di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Jumat pagi (24/08).
Menurut SBY, dirinya sudah berbicara dengan Wakil Presiden Boediono. Selama empat bulan ini sambil menyukseskan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) dan APBN-P 2012, harus dipastikan yang menjadi prasyarat untuk pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun depan, tahun yang berat dan tahun depannya lagi.
"Kita usahakan kita beresi semua, apakah kebijakan, regulasi, iklim. Kita usahakan sekuat tenaga, kita beresi. Dengan demikian, 2013, 2014 kita siap menghadapi tantangan global, apapun seraya tetap fokus pada enam sasaran yang telah saya sampaikan tadi," kata Kepala Negara.
Presiden SBY mengatakan, dari apa yang terjadi pada saat ini baik pada tingkat global maupun regional bahwa dunia kembali berada dalam resesi, sebetulnya yang lebih tepat Eropa. Namun mengingat ada kaitannya dengan perekonomian negara-negara lain, maka bukan hanya slow down tapi memang ada resesi baru.
Dalam keadaan resesi, para ekonom sering mengatakan jangan hanya menyerahkan pada mekanisme pasar. Namun harus ada peran pemerintah secara terukur proporsional dan konstruktif yang perlu dijalankan agar ekonomi sebuah bangsa, ekonomi suatu negara itu bisa dikelola.
“Paling tidak bisa meminimalkan dampak dari resesi di bagian penting di dunia kita ini. Syukur-syukur bisa menjaga pertumbuhannya,“ ujar SBY.
Presiden SBY menjelaskan, ekonomi tahun depan dan tahun depannya lagi, oleh karena itu harus kita kelola secara penuh, secara intensif. Jangan karena ekonomi Indonesia sudah tumbuh di atas 6% dan memiliki momentum yang baik dengan sendirinya ke depan juga akan baik-baik saja.
“Saya mengajak untuk tidak seperti itu karena kalau kita berfikir seperti itu, kita bisa lengah dan lalai. Kalau sudah lemah, lalai, under estimate, segala sesuatunya bisa terjadi. Oleh karena itulah, mari justru di tengah situasi global seperti ini kita lakukan pengelolaan penuh perekonomian kita, 2013 dan 2014,“ kata Presiden SBY dengan nada mengajak.
Pada kesempatan itu, Presiden Sby juga menyampaikan kepada para peserta rapat, meskipun suasana di Jakarta masih sangat dipengaruhi oleh liburan Idul Fitri tapi tentu tidak mengurangi semangat untuk melakukan apa saja bagi kepentingan rakyat.
Acara Retret tersebut dihadiri Wakil Presiden Boediono, Menko Kesra Agung Laksono, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, Menko Polhukam Djoko Suyanto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangesti, Menteri Komunikasi dan Informasi Tifatul Sembiring, Menteri Perindustrian MS. Hidayat, dan Menteri KIB II lainnya, Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution, Kepala Unit Kerja Presiden Bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan Kuntoro Mangkusubroto, Ketua Komite Ekonomi Nasional Chairul Tanjung, dan Wakil Sekretaris Kabinet Ibnu Purna.
© Copyright 2024, All Rights Reserved