Akhirnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengalah terhadap Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dengan bersedia bertemu DPR untuk membahas agenda jawaban Presiden terhadap hak interpelasi tentang nuklir Iran. Namun, Presiden SBY hanya bersedia bertemu dengan pimpinan DPR atau yang biasa disebut konsultasi dengan pimpinan DPR.
Hal itu diungkapkan Menteri Sekretaris Negara Hatta Rajasa, "Jadi Presiden sudah bersedia untuk berkomunikasi. Kalau dulu, itu namanya konsultasi dengan pimpinan DPR ," kata Hatta sebelum sidang kabinet terbatas di kantor Kepresidenan, Jakarta, Kamis (14/6).
Mengenai tempat pertemuan tersebut, Hatta mengatakan dapat dilakukan di Istana Presiden atau di tempat lain seperti di gedung DPR. "Mereka bisa saja ke Istana, nanti akan kita komunikasikan," kata Hatta lebih jauh.
Tanggapan Presiden tersebut disampaikan berkaitan dengan surat pimpinan DPR kepada Presiden Yudhoyono mengenai hasil Badan Musyawarah (Bamus) DPR yang mengamanatkan kepada pimpinan DPR untuk berkomunikasi dengan Presiden. Dalam surat yang diterima Hatta, Rabu lalu (13/6), Ketua DPR Agung Laksono meminta waktu dilakukan komunikasi antara pimpinan DPR dengan Presiden.
Dalam pertemuan nanti, menurut Hatta akan diagendakan tentang pembahasan jadwal pelaksaan pemberian hak jawab Presiden terhadap interpelasi yang dikeluarkan DPR. Hatta mengatakan kepastian pertemuan dengan pimpinan DPR diperkirakan akan dilakukan pada pekan depan.
"Kita harus menyesuaikan tanggal yang Presiden bisa dan tanggal yang pimpinan DPR bisa, itu akan kita sesuaikan dan waktunya mungkin minggu depan sudah selesai," kata Mensekneg mengenai waktu pertemuan. Soal balasan terhadap surat pimpinan DPR, Hatta mengatakan akan mengirimkan surat balasan dalam satu atau dua hari mendatang, karena surat baru diterima Rabu.
© Copyright 2024, All Rights Reserved