Orang dengan sangat mudah bisa melancarkan kritik. Ibarat penonton sepakbola yang berada di luar lapangan, selalu merasa lebih pintar dari sang pemainnya sendiri. Jika pemain itu mengoper bola ke kiri, lalu penontonnya komentar. Kok ke kiri? Harusnya kan ke kanan. Goblok dia. Padahal, yang berkomentar itu belum tentu bisa bermain bola lebih baik daripada yang ditontonnya.
Perumpamaan pertandingan sepakbola itulah yang dilontarkan Prabowo Subianto, menanggapi banyaknya kritik terhadap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)-Boediono di satu tahun usia pemerintahannya. Bahkan dengan jujur, Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) itu mengakui, dirinya belum tentu lebih bagus dari SBY.
Di mata pendiri Partai Gerakan Indroindra ini seseorang lebih mudah mengkritik daripada melakukan sebuah pekerjaan tersebut. Prabowo punya cara pandang sendiri dalam mengevaluasi kinerja satu tahun pemerintah SBY-Boediono.
Prabowo mengibaratkan diri sebagai penonton sepakbola. Sedangkan pemerintahan SBY-Boediono saat ini tengah bermain di dalam lapangan. “Saya akan mudah mengkritik. Coba kalau saya di lapangan, belum tentu bisa lebih bagus dari SBY," kata kata Prabowo usai melantik sejumlah pengurus HKTI di Jakarta, Kamis (21/10).
Prabowo melanjutkan, bila ada yang mau maju sebagai kapten kesebelasan, maka silakan saja maju. Calonkan diri pada pertandingan yang akan datang. "Silakan maju ke final, kalau enggak final, ya jadi pegawai saja,” ujar dia.
Prabowo juga berharap kritik yang datang ke pemerintahan SBY-Boediono murni kritik membangun. Kalau memang kinerja kurang, katakan kurang. Dia menilai ada sekelompok masyarakat yang saling menggerogoti dan melakukan intrik seperti yang pernah dikatakan mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad.
Suatu saat, sambung Prabowo, Mahathir mengatakan bahwa rumpun melayu itu seperti kepiting. "Kenapa kepiting? Coba perhatikan kalau masih hidup, kepiting ditaruh di suatu kolam lalu ada temannya yang lain naik, kepiting ini membawa turun. Kalau ada yang naik lagi, temannya yang lain lagi bawa turun," kata dia.
Menurut Prabowo, rumpun melayu seperti kepiting yang suka menurunkan kawan yang sedang naik. "Jangan sampai kita jadi bangsa kepiting," tukasnya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved