Seorang anak murid sekolah dasar (SD) di Meulaboh, Aceh, diduga menjadi korban kekerasan. Pelaku disebut sebagai seorang politisi anggota DPRA yang baru dilantik.
Penyidik Satuan Reserse Kriminal Polres Aceh Barat terus berupaya melakukan penyelidikan terhadap kasus penganiayaan tersebut.
“Sudah ada sejumlah saksi yang kami periksa dalam perkara ini,” kata Kasat Reskrim Polres Aceh Barat Iptu Fachmi Suciandy di Meulaboh, dikutip Jumat (4/10/2024).
Sejumlah saksi telah dimintai keterangan dalam perkara ini, termasuk guru korban, orang tua korban, serta korban yang turut didampingi oleh petugas terkait di Unit PPA Polres Aceh Barat.
Polisi juga telah meminta keterangan dari MB, seorang politisi di Aceh Barat yang saat ini sudah dilantik sebagai anggota DPRA dan diduga sebagai pelaku penganiayaan.
Fachmi Suciandy menjelaskan kasus dugaan penganiayaan yang diduga dilakukan oleh oknum politisi tersebut, terjadi pada Senin (23/9/2024) lalu saat korban dan anak pelaku berkelahi di sekolah.
Saat sedang berkelahi, tiba-tiba datang pelaku melihat anaknya sedang berkelahi, dan kemudian pelaku melakukan penamparan terhadap seorang murid yang terlibat perkelahian.
Mengetahui kejadian tersebut, Djoko Hadi selalu ayah korban kemudian mendatangi pihak sekolah dan membuat pengaduan ke Polres Aceh Barat, terhadap penganiayaan yang dialami oleh anaknya.
Dalam kasus tersebut, polisi juga sudah mengantongi hasil visum et repertum yang diterbitkan oleh dokter di rumah sakit pemerintah, dengan kondisi korban mengalami memar di bagian pipi kiri.
“Kasus ini masih kami lakukan penyelidikan, termasuk memeriksa sejumlah saksi lainnya,” ujar Iptu Fachmi Suciandy.
Ayah kandung korban, Djoko Hadi mengatakan dirinya tidak terima perlakuan oknum politisi yang diduga melakukan penganiayaan terhadap anaknya yang berusia tujuh tahun di sekolah.
“Saya tetap akan menempuh jalur hukum dalam persoalan ini,” katanya kepada wartawan.
Djoko mengatakan, akibat aksi penamparan yang diduga dilakukan oknum politisi tersebut, anaknya saat ini mengalami trauma dan tidak berani pergi ke sekolah.
“Gurunya juga sudah datang ke rumah dan membujuk anak saya agar mau ke sekolah, namun anak saya masih ketakutan,” ujar Djoko. []
© Copyright 2024, All Rights Reserved