Polisi jangan mudah terpancing opini publik dalam mengusut kasus, termasuk yang melibatkan Gayus Tambunan. Lebih baik jika kepolisian tidak banyak berbicara, namun menunjukkan kerja bersungguh-sungguh. Saling bantah pimpinan Polri akan makin membuat kepercayaan publik hilang.
Anggota Kompolnas, Novel Ali mengemukakan hal itu kepada pers, Kamis (20/01).
Novel Ali menanggapi pernyataan Kapolri Jenderal Timur Pradopo yang mengklarifikasi keterangan Kabareskrim Komjen Ito Sumardi. Klarifikasi diberikan menyangkut keterlibatan pengusaha berinisial HS, yang diduga membiayai Gayus Tambunan selama di penjara. Termasuk dalam pembuatan paspor yang dipakai Gayus ke luar negeri.
Seperti diketahui, Jumat (14/01), saat akan mengadakan rapat tertutup dengan Menkum HAM, Patrialis Akbar, Ito Sumardi mengungkapkan, Gayus Tambunan menyebut nama HS, sebagai orang yang berada di belakang kasusnya. "HS itu masih katanya Gayus. Kalau katanya Gayus itu kami cari kaitannya, bukti-buktinya."
Entah bagaimana, Rabu (19/01), ketika menghadiri Rapim di Auditorium PTIK, Jakarta Selatan, Kapolri dengan enaknya membantah keterangan perwira tingginya itu. Intinya, tidak ada keterangan soal HS itu. Timur mengaku sudah bertanya langsung kepada Ito, hasilnya tak ada data soal HS dalam kasus Gayus Tambunan.
Menurut Novel Ali, sebagai penegak hukum, polisi jangan terpancing dengan opini publik, jangan terpancing dengan pola pemberitaan. Kalau memang belum ditemukan fakta hukumnya, lebih baik diam, dari pada salah bicara. Polisi tidak boleh salah bicara dan salah bertindak.
Penyampaian informasi tak jelas seperti ini, semakin membuat kepercayaan publik hilang. Kalau sampai ada kejadian meralat seperti ini, menurut Novel Ali akan membuat kepolisian semakin kehilangan kepercayaan di mata publik.
Novel memahami kepolisian terus mendapat tekanan dari publik untuk segera membereskan kasus ini. Namun, harus tetap bisa bersikap tenang. Kalau memang tidak punya bukti hukum, kata dia, lebih baik lambat dari pada cepat jadi jagoan, tetapi akhirnya salah ucap.
"Saya sangat memahami kondisi kejiwaan kepolisian karena mendapat tekanan berlebihan dari masyarakat," katanya.
© Copyright 2024, All Rights Reserved