Kepala Unit Kejahatan Kementerian Dalam Negeri Libya Abdelmonem Essid mengakui bahwa dirinya berada di balik penculikan dan penahanan Perdana Menteri Ali Zeidan 10 hari lalu. Bahkan Essid merasa bangga dengan tindakan tersebut.
Sebelumnya, kelompok bersenjata menangkap PM Ali Zeidan di hotel di Tripoli pada 10 Oktober, sebelum dibebaskan kembali dan muncul di televisi beberapa jam kemudian.
"Saya adalah orang yang menahan Ali Zeidan dan saya bangga akan hal itu," kata Abdelmonem Essid kepada para wartawan di Tripoli, seperti dilansir AFP, Senin (21/10).
Essid mengeluarkan pernyataan itu dalam sebuah jumpa pers yang diadakan oleh dua anggota Islamis Kongres Nasional Jenderal Mohammed al-Kilani dan Mustafa al-Triki untuk membantah keterlibatan mereka dalam penculikan singkat tersebut.
Zeidan mengatakan mereka bertiga adalah sebagian dari pemimpin penculikan. Esside berupaya untuk mencari pembenaran bagi tindakan penahanan itu dengan menuduh Zeidan terlibat dalam dua kasus obat-obatan terlarang dan korupsi. "Obat-obatan terlarang itu disita dari mobil Ali Zeidan pada bulan Juni,” kata Essid.
Letupan Essid itu ditanggapi dengan bulan-bulanan di jaringan-jaringan media sosial, dengan beberapa orang menyebut pernyataannya itu sebagai lelucon.
Sementara itu, dua politisi Islamis yakni Kilani dan Triki mengatakan, Zeidan telah mendepak mereka hanya untuk menutupi kegagalannya dalam menjalankan pemerintahan.
Kilani dan Triki mengaku mencoba menurunkan pemerintahan Zeidan, namun mereka tidak bisa mengumpulkan cukup dukungan di Kongres.
Senin (20/10), Zeidan menekankan bahwa para penangkapnya telah memaksanya untuk mengundurkan diri. Ketika muncul di televisi, PM Ali Zeidan menuding satu partai politik berada di balik percobaan "kudeta".
Perdana menteri itu mengatakan pada jumpa pers terpisah bahwa para anggota Kongres telah gagal menggulingkan pemerintahan dengan jalan demokratis dan berupaya menggunakan kekuatan untuk mencapai tujuan mereka.
© Copyright 2024, All Rights Reserved